APBN Indonesia Selalu Defisit 10 Tahun Terakhir

Ekonomi & Makro

Premium

Adi Ahdiat 13/08/2025 14:13 WIB

URL telah disalin

Memuat...

APBN Indonesia selalu mengalami defisit atau kekurangan anggaran dalam 10 tahun terakhir, karena nilai belanja negara selalu lebih besar dari pendapatannya.

Nilai Defisit APBN Indonesia dan Rasionya terhadap PDB (2016-2025)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “APBN Indonesia Selalu Defisit 10 Tahun Terakhir”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Nilai Defisit APBN Indonesia dan Rasionya terhadap PDB (2016-2025)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Dalam sedekade terakhir, nilai belanja negara selalu lebih besar dibanding pendapatannya.

Hal ini menyebabkan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selalu mengalami defisit.

(Baca: Postur APBN 2025, Belanja Negara Lebih Besar dari Pendapatan)

Menurut Nota Keuangan APBN 2025, target belanja negara tahun ini mencapai Rp3.621,3 triliun, sedangkan perkiraan pendapatannya Rp3.005,1 triliun.

Dengan begitu, APBN 2025 mengalami defisit atau kekurangan anggaran Rp616,2 triliun, setara 2,53% dari proyeksi nilai produk domestik bruto (PDB) tahun ini.

Nilai defisit anggaran dalam APBN 2025 meningkat dibanding tahun lalu.

Namun, rasio defisit APBN terhadap PDB tahun ini diproyeksikan sedikit turun dibanding 2024, seperti terlihat pada grafik.

Merujuk dokumen APBN, pemerintah terus berupaya agar defisit anggaran negara tetap berada dalam batas aman.

"Kebijakan pembiayaan dalam rangka menutup defisit anggaran dilakukan dengan tetap menjaga pembiayaan utang dalam batas yang aman dan manageable serta mengoptimalkan pembiayaan non-utang," demikian dikutip dari Nota Keuangan APBN 2025.

(Baca: Target Penerimaan Pajak APBN 2025, Mayoritas dari Pajak Penghasilan)

Editor : Adi Ahdiat