Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol secara mengejutkan mengumumkan status darurat militer setelah hampir 45 tahun pada Selasa malam (3/12/2024).
Melansir Katadata, Yoon Suk-yeol berdalih bahwa pasukan antinegara dan ancaman Korea Utara di balik keputusan tersebut saat mengumumkannya melalui siaran TV larut malam.
Seperti dilaporkan BBC, keputusan itu mendorong ribuan orang berkumpul di parlemen untuk memprotes, sementara anggota parlemen oposisi bergegas ke sana untuk meloloskan pemungutan suara darurat guna mencabut tindakan tersebut.
Setelah kalah, presiden yang menjabat sejak 2022 itu muncul beberapa jam kemudian untuk menerima suara parlemen dan mencabut perintah darurat militer.
Korea Selatan sebelumnya memang pernah memberlakukan status darurat militer pada 27 Oktober 1979. Keputusan itu diambil Perdana Menteri Choi Kyu-hah selepas pembunuhan Presiden Park Chung-hee yang merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada 1961, seperti diwartakan CNA.
Di bawah tekanan militer yang dipimpin oleh Jenderal Chun Doo-hwan, Choi, yang saat itu menjabat sebagai presiden, memperpanjang darurat militer hingga 1980. Tak berbeda jauh dengan darurat militer 2024, saat itu seluruh kegiatan politik juga dilarang sehingga memicu reaksi keras oleh pasukan pro-demokrasi.
Ratusan orang dilaporkan tewas dalam tindakan keras yang mematikan sebelum darurat militer dicabut pada 1981 setelah referendum.
Dinamika politik tersebut mempengaruhi banyak aspek kehidupan di Korea Selatan. Lantas bagaimana dengan pertumbuhan ekonominya?
Merujuk data Statista, pertumbuhan ekonomi tahunan Korea Selatan era darurat militer 1979 sebesar 8,7% (year-on-year/yoy). Namun setahun berikutnya pada 1980, pertumbuhannya anjlok menjadi -1,65%.
Tak menunggu lama, pertumbuhan Negara Gingseng ini resilien menjadi 7,25% (yoy) pada 1981.
Meski sempat positif bertahun-tahun setelahnya, pertumbuhan kembali jatuh pada 1998 hingga -5,13% (yoy). Saat itu Korea Selatan, dan Asia secara umum, mengalami krisis moneter pada 1997-1998.
Pemerintah Korea Selatan tergopoh-gopoh menstabilkan perekonomian hingga mampu meningkatkan pertumbuhan menjadi 11,47% pada 1999.
Adapun pertumbuhan minus lainnya tercatat pada 2020 sebesar -0,7%, tepatnya saat pandemi Covid-19.
Data terakhir pada 2023, pertumbuhan Korea Selatan mencapai 1,4% (yoy). International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhannya bisa menyentuh 2,5% pada satu tahun penuh 2024.
(Baca juga: Korea Selatan, Negara yang Memimpin Paten AI pada 2022)