Untuk meredam laju inflasi, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sejak Agustus 2022. Seiring dengan itu, bunga deposito ikut meningkat.
Sebelumnya, suku bunga deposito 12 bulan di bank umum terus merosot sejak pertengahan 2019 sampai pertengahan tahun ini. Kemudian mulai Agustus 2022 tren bunga deposito naik lagi berkat terkerek suku bunga bank sentral.
Pada akhir kuartal III 2022 suku bunga deposito 12 bulan di bank umum sudah mencapai level 3,52%, meningkat 25 basis points (bps) dibanding posisi akhir kuartal II.
BI juga terus menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 5,25% pada November 2022. Namun, bank sentral belum merilis data perkembangan bunga deposito November 2022.
Secara umum, BI memproyeksikan kenaikan suku bunga perbankan masih terbatas karena kondisi likuiditas yang masih terjaga.
"Suku bunga deposito 1 bulan pada Oktober 2022 naik menjadi 3,40% dari 2,89% pada Juli 2022, sementara suku bunga kredit Oktober 2022 meningkat terbatas menjadi 9,09% dari 8,94% pada Juli 2022," kata BI dalam siaran pers pekan lalu (17/11/2022).
"Masih terbatasnya kenaikan suku bunga tersebut seiring dengan likuiditas yang masih longgar, yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit," lanjutnya.
BI pun memproyeksikan laju inflasi masih tetap tinggi sampai akhir tahun ini, sehingga membuka kemungkinan adanya kebijakan penaikan suku bunga lanjutan.
"Consensus forecast bulan November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi, yaitu 5,9% (yoy), meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,7% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi," kata BI.
(Baca: Meski Suku Bunga BI Naik, Bunga Kredit Konsumsi Bisa Turun)