Biro Statistik Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) melaporkan inflasi tahunan AS pada April 2023 mencapai 4,9% (year-on-year/yoy).
Laju inflasi tersebut sudah turun selama 10 bulan berturut-turut, sekaligus menjadi inflasi terendah sejak April 2021.
Penurunan inflasi di AS terjadi seiring dengan meningkatnya suku bunga acuan bank sentral The Fed, yang terus naik secara agresif sejak awal 2022 seperti terlihat pada grafik di atas.
Adapun pada Mei 2023 suku bunga The Fed berada di kisaran 5%-5,25%, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
(Baca: Awal 2023, Tren Kebangkrutan Perusahaan AS Meningkat)
The Fed memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga mungkin bisa berlanjut di waktu mendatang, demi menurunkan laju inflasi AS hingga ke kisaran 2% (yoy).
"Dalam menentukan kebijakan tambahan untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif, serta perkembangan ekonomi dan sektor keuangan," kata Komite The Fed dalam siaran persnya pekan lalu (3/5/2023).
Secara umum, faktor dominan yang mempengaruhi inflasi tahunan AS pada April 2023 adalah indeks harga makanan yang masih naik 7,7% (yoy).
Kemudian indeks harga jasa energi di AS yang meliputi listrik dan gas secara kumulatif naik 5,9% (yoy), sedangkan indeks harga komoditas energi bahan bakar minyak turun 5,1% (yoy).
Di luar kelompok makanan dan energi, komoditas dengan inflasi tahunan tertinggi di AS adalah jasa transportasi yang indeks harganya naik 11% (yoy) pada April 2023.
Kemudian indeks harga rumah/tempat tinggal di AS naik 8,1% (yoy), kendaraan baru naik 5,4% (yoy), layanan medis naik 0,4% (yoy), sedangkan indeks harga mobil dan truk bekas turun 6,6% (yoy).
(Baca: Perjalanan Utang Amerika Serikat, Sentuh Rekor dan Terancam Gagal Bayar pada 2023)