Konsumsi minyak bumi Indonesia lebih banyak ketimbang hasil produksinya.
Hal itu terlihat dari laporan Statistical Review of World Energy yang dirilis British Petroleum (BP).
(Baca: Produksi Minyak Bumi Indonesia Terus Berkurang, tapi Konsumsinya Naik)
Berdasarkan data BP, sepanjang 2022 Indonesia hanya memproduksi minyak bumi 31,4 juta ton.
Pada periode sama, konsumsinya mencapai 69,7 juta ton atau sekitar 2,2 kali lipat lebih tinggi dari hasil produksi.
Dengan demikian, pada 2022 Indonesia mengalami defisit pasokan minyak bumi (selisih antara produksi dan konsumsi) sekitar 38,3 juta ton.
Tak heran, pada tahun tersebut Indonesia mengimpor minyak dalam jumlah besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 Indonesia mengimpor minyak 40,96 juta ton (gabungan impor minyak mentah dan hasil minyak).
Tren impor tinggi juga tampaknya berlanjut hingga tahun ini.
Mengacu ke data BPS, selama periode Januari-September 2023 total volume impor minyak Indonesia sudah mencapai 32,8 juta ton.
Jumlah itu meningkat 9% dibanding Januari-September 2022 (cumulative-to-cumulative), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
(Baca: Impor Minyak Naik sampai September 2023, Rekor Tertinggi 5 Tahun)