Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari-September 2023 total volume impor minyak Indonesia mencapai 32,8 juta ton.
Jumlah itu meningkat 9% dibanding Januari-September 2022 (cumulative-to-cumulative/ctc), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Jika dirinci berdasarkan jenisnya, pada Januari-September tahun ini impor minyak mentah mencapai 13,3 juta ton, meningkat 18,5% (ctc).
Pada periode sama, impor hasil minyak mencapai 19,5 juta ton, meningkat 3,4% (ctc).
Impor dua kategori komoditas itu juga menjadi rekor tertinggi sejak 2019.
(Baca: Produksi Minyak Bumi Indonesia Jatuh pada 2022, Terendah Sedekade)
Dalam lima tahun terakhir, impor minyak Indonesia hanya tercatat turun satu kali pada 2020, ketika awal pandemi Covid-19 melanda.
Kemudian mulai tahun kedua pandemi, yakni 2021, volume impor minyak konsisten naik lagi seperti terlihat pada grafik.
Tren kenaikan impor minyak ini tak terlepas dari produksi minyak Indonesia yang menurun, sedangkan konsumsinya bertambah.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi minyak bumi Indonesia cenderung terus berkurang dalam sedekade terakhir, hingga mencapai rekor terendah pada 2022.
Di sisi lain, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) cenderung meningkat, terutama konsumsi BBM kelas Pertalite (RON 90) yang angkanya menembus rekor tertinggi pada 2022.
(Baca: Konsumsi BBM Kelas Pertalite Melonjak pada 2022, Rekor Tertinggi Baru)