Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sebanyak 62,31% pemuda Indonesia tinggal di rumah layak huni pada Maret 2023.
Berdasarkan klasifikasi daerah, pemuda perkotaan yang tinggal di rumah layak huni sebesar 64,68%. Sementara perdesaan sebesar 58,77%.
Masih ada sekitar 37,69% yang belum menempati rumah layak huni. Berdasarkan klasifikasi daerahnya, pemuda perkotaan mencapai 35,32% dan perdesaan sebesar 41,23%.
Dibedah berdasarkan jenjang pendidikan para pemuda, semakin tinggi pendidikan, semakin besar persentase pemuda yang tinggal di rumah layak huni.
Pemuda tamatan perguruan tinggi di perkotaan yang menghuni rumah layak sebesar 76,03% dan perdesaan sebesar 71,69%.
Temuan itu berbanding jauh dengan pemuda yang tak pernah sekolah atau tak tamat SD, yakni di perkotaan hanya 51,04% dan perdesaan sebesar 34,02%.
Artinya, ada separuh pemuda kota dan bahkan lebih dari separuh pemuda desa yang belum tinggal di rumah layak huni.
"Hal yang menjadi perhatian adalah masih cukup besarnya persentase pemuda yang tinggal di rumah tidak layak huni, baik di perkotaan maupun perdesaan," tulis BPS dalam laporan Statistik Pemuda Indonesia 2023.
BPS menyebut bahwa perumahan buruk dapat menyebabkan orang terkena beberapa risiko kesehatan.
"Hasil kesehatan yang buruk pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap hasil perekonomian yang buruk," tulis BPS yang mengutip pernyataan WHO.
(Baca juga: Pemuda "White Collar" Kembali Meningkat Setelah Pandemi)