Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Sintang pada 2024 sebesar 8,03%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,18%. Jumlah penduduk miskin tercatat 35.180 jiwa dari total 446.255 jiwa penduduk.
Penurunan persentase kemiskinan sebesar 1,83% ini menjadikan Kabupaten Sintang berada di peringkat 308 secara nasional dan peringkat 10 di Pulau Kalimantan. Pertumbuhan penduduk sebesar 2,27% turut mempengaruhi penurunan angka kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Tebo Periode 2004 - 2024)
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Kabupaten Sintang terjadi pada 2006 sebesar 19,8%, sedangkan terendah pada 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi tercatat pada 2005 sebesar 14,93%, dan terendah pada 2007 turun 13,64%. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir, persentase kemiskinan saat ini lebih rendah.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang memiliki persentase kemiskinan yang berdekatan dengan Kabupaten Bengkayang (6%), Kabupaten Kapuas Hulu (7,4%), Kabupaten Kayong Utara (8,84%), Kabupaten Ketapang (8,5%), Kabupaten Landak (8,98%), dan Kabupaten Sambas (6,53%).
Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Bengkayang menduduki peringkat 401 secara nasional dalam persentase kemiskinan, dengan angka kemiskinan 6%. Jumlah penduduk miskin di sana adalah 16.350 jiwa, lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sintang, dari total penduduk 294.399 jiwa. Garis kemiskinan di Bengkayang tercatat sebesar Rp440.390,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp40,33 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk miskin mengalami kontraksi sebesar 3,08%, dan secara keseluruhan penduduk tumbuh 0,91%.
Kabupaten Kapuas Hulu
Dengan persentase kemiskinan 7,4%, Kapuas Hulu berada di peringkat 329 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 20.770 jiwa dari total 274.915 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di kabupaten ini sebesar Rp572.644,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp53,96 juta per tahun, menunjukkan adanya perbaikan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat negatif sebesar 8,06%, sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang positif sebesar 2,26%.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Timur 2015-2024)
Kabupaten Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara memiliki persentase kemiskinan 8,84%, menempatkannya pada peringkat 273 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini adalah 10.560 jiwa. Penduduk Kayong Utara tercatat sejumlah 127.346 jiwa. Garis kemiskinan di Kayong Utara adalah yang terendah di antara kabupaten pembanding, yaitu Rp386.071,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp43,17 juta per tahun, dengan pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat negatif sebesar 1,95% dan pertumbuhan penduduk yang minus 1,55%.
Kabupaten Ketapang
Kabupaten Ketapang memiliki persentase kemiskinan 8,5%, menempatkannya pada peringkat 288 secara nasional. Jumlah penduduk miskin cukup signifikan, mencapai 46.590 jiwa, dari total penduduk 581.859 jiwa. Garis kemiskinan di Ketapang tercatat Rp570.638,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Ketapang adalah yang tertinggi di antara kabupaten pembanding, yaitu Rp65,21 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 6,73%, sementara pertumbuhan penduduk secara keseluruhan sebesar 0,71%.
Kabupaten Landak
Kabupaten Landak mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 8,98%, dan menduduki peringkat 268 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 35.380 jiwa dari total populasi 412.263 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp473.797,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Landak adalah Rp35,71 juta per tahun. Kabupaten ini mencatat penurunan jumlah penduduk miskin yang signifikan sebesar 9,1%, sementara pertumbuhan penduduk sebesar 1,31%.
Kabupaten Sambas
Dengan persentase kemiskinan 6,53%, Kabupaten Sambas berada di peringkat 380 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Sambas mencapai 35.870 jiwa dari total 648.307 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat Rp528.017,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat adalah Rp43,61 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 7,34%, sementara pertumbuhan penduduk secara keseluruhan tercatat 0,76%.