Indeks pembangunan manusia Indonesia terus membaik dalam beberapa dekade terakhir, meski sempat turun selama pandemi Covid-19 tahun 2020—2021.
Kemudian pada 2022 indeksnya kembali naik, tapi masih di bawah level pra-pandemi.
Hal ini terlihat dari laporan Human Development Index (HDI) terbaru yang dirilis United Nations Development Programme (UNDP).
UNDP menyusun HDI berdasarkan tiga dimensi utama, yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Dimensi kesehatan diukur dengan indikator usia harapan hidup saat lahir (life expectancy at birth).
Kemudian dimensi pendidikan diukur dengan angka harapan lama sekolah (expected years of schooling) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling).
Terakhir, dimensi standar hidup layak diukur dengan indikator pendapatan nasional bruto (gross national income) per kapita.
(Baca: Umur Harapan Hidup Penduduk RI Sebesar 73,93 Tahun pada 2023)
Berbagai indikator itu lantas dirumuskan ke dalam skor berskala 0—1. Semakin tinggi skornya, indeks pembangunan manusia di suatu negara diasumsikan semakin baik.
Berikut kategori skor HDI versi UNDP:
- Skor HDI di bawah 0,550: Rendah
- Skor HDI 0,550—0,699: Menengah
- Skor HDI 0,700—0,799: Tinggi
- Skor HDI 0,800—1,000: Sangat tinggi
Pada 2022 Indonesia memperoleh skor HDI 0,713, masuk kategori negara dengan indeks pembangunan manusia tinggi.
Skornya meningkat dibanding 2021, sekaligus menjadi rekor terbaik sejak awal pandemi tahun 2020.
Namun, skor HDI Indonesia pada 2022 masih di bawah level pra-pandemi, yang sempat mencapai 0,718 pada 2019.
Skor HDI Indonesia pada 2022 juga masih lebih rendah dari rata-rata global yang nilainya 0,739, sehingga Indonesia masuk peringkat ke-112 dari 193 negara yang diriset.
(Baca: Harapan dan Rata-Rata Lama Sekolah RI Terus Meningkat Sedekade Terakhir)