768 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 1 Oktober 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 01/10/2024 16:47 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 768 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 581 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (1/10/2024) pukul 16.28 WIB. Dari 768 titik panas terdeteksi, 52 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 659 titik skala sedang, dan 57 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Ada 31 Bencana di Indonesia pada Akhir Mei 2024, Banjir Mendominasi)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 202 titik. Papua Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 89 titik. Maluku berada di posisi ketiga sebanyak 63 titik panas.

Sebanyak 62 titik panas terdeteksi di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah menyusul dengan 53 titik panas, serta Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 48 dan 43 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Banjir dan Gempa, Risiko Bencana di Kawasan Inti IKN)

Data Stories Terkini

Data Populer

Lihat Semua