Selama periode 7 Oktober-14 Desember 2023, perang Israel-Hamas telah menewaskan sekitar 19 ribu warga Palestina.
Rinciannya, korban jiwa Palestina di Jalur Gaza 18.787 orang dan di Tepi Barat 276 orang.
Dalam periode sama, jumlah total korban jiwa Israel sekitar 1.316 orang.
Data korban ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan pemerintah Israel.
Di tengah kecamuk perang ini, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menggelar sidang pemungutan suara terkait resolusi gencatan senjata di Palestina.
Melansir Al Jazeera, pada Rabu (13/12/2023) sebanyak 153 dari 193 negara peserta sidang menyatakan setuju dengan adanya gencatan senjata.
Angka itu meningkat dibanding pemungutan suara Oktober 2023, ketika yang setuju baru 120 negara.
Beberapa negara yang mendukung gencatan senjata adalah Australia, Kanada, China, Korea Utara, Korea Selatan, Denmark, Finlandia, India, Islandia, Indonesia, Irlandia, Iran, Irak, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Rusia, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Swiss, dan UEA.
Sementara yang menyatakan abstain atau tidak memberikan suara ada 23 negara, berkurang dibanding Oktober 2023 yang jumlahnya 45 negara.
Kemudian yang menolak resolusi gencatan senjata ada 10 negara, berkurang juga dibanding Oktober 2023 yang jumlahnya 14 negara. Mereka yang masih menolak sampai Desember 2023 adalah:
- Israel
- Amerika Serikat
- Austria
- Ceko
- Guatemala
- Liberia
- Micronesia
- Nauru
- Papua Nugini
- Paraguay
Adapun hasil pemungutan suara ini merupakan resolusi simbolis yang tidak mengikat, hanya berfungsi sebagai barometer opini dunia.
(Baca: Sekitar 200 Perusahaan Dukung Israel, Mayoritas dari AS)