231 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Senin, 10 November 2025)

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 231 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 500 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Senin (10/11/2025) pukul 11.53 WIB. Dari 231 titik panas terdeteksi, 4 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 217 titik skala sedang, dan 10 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Jumlah Rumah yang Kebanjiran di Jabodetabek 6 Juli 2025, Tangsel Terbanyak)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Maluku Utara sebanyak 40 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 32 titik. Riau berada di posisi ketiga sebanyak 25 titik panas.

Sebanyak 19 titik panas terdeteksi di Kalimantan Barat, Jambi menyusul dengan 19 titik panas, serta Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur masing-masing memiliki 16 dan 13 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: 10 Merek Pembersih "Make Up" Terlaris di Shopee Q1 2025, Banjir Produk Luar )