1.423 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 5 September 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 1.423 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 375 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (5/9/2025) pukul 11.35 WIB. Dari 1.423 titik panas terdeteksi, 40 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 1223 titik skala sedang, dan 160 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 94 Km Barat Daya Dari Banda Aceh,)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 432 titik. Nusa Tenggara Barat menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 236 titik. Kalimantan Timur berada di posisi ketiga sebanyak 141 titik panas.
Sebanyak 120 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara menyusul dengan 97 titik panas, serta Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah masing-masing memiliki 82 dan 55 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Lima Gempa Bumi Terakhir yang Tercatat di BMKG (Sabtu, 19 Juli 2025 18:25:55 WIB))