Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Banyuasin pada 2024 sebesar 9,31 persen, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,58 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 84.360 jiwa dari total 866.909 jiwa penduduk.
Dibandingkan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, penurunan persentase kemiskinan Banyuasin sebesar 2,82 persen menempatkannya pada urutan ke-259 se-Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,7 persen turut memengaruhi dinamika kemiskinan di wilayah ini.
(Baca: Produksi Petsai/Sawi di Maluku | 2024)
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Banyuasin terjadi pada 2004, yaitu 20,86 persen. Angka terendah terjadi pada tahun 2024 sebesar 9,31 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2022, yaitu -6,98 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 9,63 persen, kondisi kemiskinan saat ini menunjukkan perbaikan. Posisi Banyuasin dalam urutan persentase kemiskinan se-Indonesia berfluktuasi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota tetangga di Sumatera Selatan, Banyuasin menunjukkan posisi yang beragam. Kabupaten Muara Enim memiliki persentase kemiskinan 9,79 persen, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 9,75 persen, Kota Pagar Alam 8,18 persen, dan Kota Palembang 9,77 persen.
Kabupaten Muara Enim
Muara Enim menduduki peringkat ke-244 secara nasional dalam persentase kemiskinan dengan angka 9,79 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 66.420 jiwa dari total populasi 645.250 jiwa. Garis kemiskinan di Muara Enim mencapai Rp 491.107 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 182,11 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk Muara Enim sebesar 1,46 persen, dengan penurunan angka kemiskinan turun 10,43 persen.
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Kabupaten ini mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 9,75 persen, menduduki peringkat ke-246 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 68.740 jiwa dari total populasi 690.282 jiwa. Garis kemiskinan berada pada angka Rp 434.534 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 31,50 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,59 persen, dan angka kemiskinan mengalami penurunan turun 2,40 persen.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Wonogiri 2015-2024)
Kota Pagar Alam
Kota Pagar Alam mencatat persentase kemiskinan sebesar 8,18 persen, menduduki peringkat ke-302 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 11.820 jiwa dari total populasi 151.943 jiwa. Garis kemiskinan di kota ini mencapai Rp 427.007 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 25,54 juta per tahun, dengan pertumbuhan kemiskinan mengalami penurunan signifikan turun 7,88 persen. Pertumbuhan jumlah penduduk mencapai 1,73 persen.
Kota Palembang
Sebagai ibu kota provinsi, Palembang memiliki persentase kemiskinan 9,77 persen dan menduduki peringkat ke-245 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 173.590 jiwa dari total populasi 1.781.672 jiwa. Garis kemiskinan di Palembang mencapai Rp 660.932 per kapita per bulan, tertinggi dibandingkan wilayah lain yang dibandingkan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 121,15 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,15 persen, dan angka kemiskinan mengalami penurunan turun 4,40 persen.