Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2024 sebesar 6,87%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,54%. Jumlah penduduk miskin tercatat 3.730 jiwa dari total populasi 57.152 jiwa.
Penurunan ini mencerminkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan -8,89%. Namun, posisi Pakpak Bharat secara nasional berada di peringkat 358, menunjukkan bahwa masih banyak daerah lain dengan tingkat kemiskinan yang lebih rendah. Perbandingan dengan kabupaten lain di Sumatera Utara juga memperlihatkan kondisi yang beragam.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Periode 2004 - 2024)
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Pakpak Bharat terjadi pada tahun 2006, mencapai 26,97%. Titik terendah ada di tahun 2024, yaitu 6,87%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 11,32%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2008 dengan -33,01%. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), yaitu 7,69%, angka kemiskinan saat ini lebih rendah. Begitu juga jika dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), yaitu 8,18%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Sumedang | 2004 - 2024)
Dalam urutan persentase kemiskinan di Indonesia, Pakpak Bharat sempat berada di peringkat 132 pada tahun 2004, kemudian berfluktuasi hingga mencapai posisi 358 pada tahun 2024. Pergeseran peringkat ini menggambarkan dinamika kompleks dalam penanganan kemiskinan di daerah ini.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Utara dengan persentase kemiskinan yang berdekatan, Pakpak Bharat menunjukkan karakteristik yang berbeda. Beberapa kabupaten tersebut antara lain Kota Binjai, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kota Padang Sidimpuan, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Perbandingan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai tantangan dan peluang dalam upaya menekan angka kemiskinan di Sumatera Utara.
Kota Binjai
Kota Binjai memiliki persentase penduduk miskin 4,75% dengan jumlah penduduk miskin mencapai 13.860 jiwa. Jumlah ini lebih besar dibandingkan Pakpak Bharat, sebanding dengan populasi yang lebih besar yakni 312.628 jiwa. Garis kemiskinan di Binjai tercatat Rp 577.220,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita Rp 50,75 juta per tahun. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan turun 0,84%, mengindikasikan kemajuan dalam penanggulangan kemiskinan. Peringkat kemiskinan Kota Binjai berada di posisi 451 secara nasional. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 2,17%.
Kabupaten Dairi
Dengan persentase kemiskinan 7,10%, Kabupaten Dairi mencatat 20.400 jiwa penduduk miskin. Jumlah penduduk Dairi mencapai 329.341 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 502.924,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita Rp 38,40 juta per tahun. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan -4,95%. Dairi menempati peringkat 343 dalam daftar tingkat kemiskinan di seluruh Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 2,24%.
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang memiliki persentase kemiskinan terendah di antara wilayah yang dibandingkan, yaitu 3,44%. Jumlah penduduk miskin tercatat 84.240 jiwa dari total populasi 2.046.862 jiwa. Garis kemiskinan di Deli Serdang adalah Rp 508.139,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 73,93 juta per tahun, tertinggi dibandingkan wilayah lain. Pertumbuhan persentase kemiskinan stabil, yaitu 0%. Secara nasional, Deli Serdang berada di peringkat 495 dalam hal persentase kemiskinan. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 1,49%.
Kota Padang Sidimpuan
Kota Padang Sidimpuan memiliki persentase penduduk miskin sebesar 6,23%, dengan 14.880 jiwa penduduk miskin. Jumlah penduduk kota ini adalah 231.266 jiwa. Garis kemiskinan di Padang Sidimpuan adalah Rp 556.024,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita Rp 35,73 juta per tahun. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan signifikan turun 9,05%. Kota ini berada di peringkat 394 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 0,81%.
Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki persentase penduduk miskin 6,97%, sedikit di atas Pakpak Bharat. Jumlah penduduk miskin mencapai 43.000 jiwa. Populasi Serdang Bedagai adalah 690.722 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 518.209,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 60,74 juta per tahun. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan turun 6,32%. Serdang Bedagai berada di peringkat 348 dalam daftar tingkat kemiskinan di seluruh Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 1,80%.
Kabupaten Tapanuli Selatan
Dengan persentase kemiskinan 6,92%, Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki 19.900 jiwa penduduk miskin. Jumlah penduduk di kabupaten ini adalah 322.377 jiwa. Garis kemiskinan di Tapanuli Selatan tercatat Rp 512.480,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita Rp 67,23 juta per tahun. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan sedikit penurunan, yaitu -1,28%. Kabupaten ini menempati peringkat 355 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Pertumbuhan jumlah penduduknya adalah 1,67%.