1.263 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Sabtu, 20 September 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 1.263 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 769 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (20/9/2025) pukul 11.06 WIB. Dari 1.263 titik panas terdeteksi, 42 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 1195 titik skala sedang, dan 26 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 94 Km Barat Daya Dari Banda Aceh,)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 451 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 152 titik. Kalimantan Timur berada di posisi ketiga sebanyak 139 titik panas.
Sebanyak 66 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tenggara, Aceh menyusul dengan 64 titik panas, serta Jawa Timur dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 60 dan 52 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: 10 Negara dengan Gempa Bumi Terbanyak 2023, Indonesia Pertama)