Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Kamis (23/1/2025) pukul 18.38 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 6 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (1.923 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2,5 milimeter dan durasi 33 detik.
(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 23 Januari 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 3 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 1,5-10,3 milimeter dan lama gempa 37-44 detik.
Kemudian, 21 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,2-7,9 milimeter dan lama gempa 16-56 detik serta 2 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 2,6-4,2 milimeter s-p 3,8-9,5 detik dan lama gempa 16-39 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 663 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (328 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 7 kali.
(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)