Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Pegunungan Arfak mencapai 31,76% pada 2024. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan turun 0,53% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, lebih dari 11 ribu jiwa dari total penduduk 40.680 jiwa masih hidup dalam kemiskinan.
Perkembangan kemiskinan di Pegunungan Arfak dalam satu dekade terakhir cukup fluktuatif. Pada periode 2015-2024, persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada 2016, yakni 39,46%, sedangkan angka terendah tercatat pada tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan 2,41%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2018 dengan -8,95%. Dibandingkan kabupaten lain di Indonesia, Pegunungan Arfak berada di urutan ke-12 untuk persentase kemiskinan tertinggi pada tahun 2024, posisi yang sama dengan tahun 2022 dan 2023.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan tahun 2024 sedikit lebih rendah (31,76% berbanding 32,59%). Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), persentase kemiskinan tahun 2024 relatif sama (31,76% berbanding 33,21%). Hal ini mengindikasikan upaya penanggulangan kemiskinan di Pegunungan Arfak menunjukkan hasil yang cukup baik dalam jangka panjang.
Di Papua Barat, persentase kemiskinan di Kabupaten Pegunungan Arfak lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten tetangga seperti Manokwari Selatan, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama. Kabupaten Manokwari Selatan memiliki persentase kemiskinan 26,83%, Teluk Bintuni 26,99%, dan Teluk Wondama 28,47%. Meski demikian, pertumbuhan persentase kemiskinan di Pegunungan Arfak menunjukkan penurunan turun 1,64%, lebih baik dibandingkan Teluk Wondama yang turun 1,49%.
Kabupaten Manokwari Selatan
Manokwari Selatan berada di urutan ke-28 secara nasional dalam persentase kemiskinan dengan angka 26,83%. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini adalah 7.640 orang dari total populasi 38.305 jiwa. Garis kemiskinan di Manokwari Selatan adalah Rp 734.246 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 26,22 juta per tahun dengan pertumbuhan 7,61%. Pertumbuhan jumlah penduduk sedikit lebih tinggi, mencapai 1,67%.
Kabupaten Teluk Bintuni
Kabupaten Teluk Bintuni mencatatkan persentase kemiskinan 26,99%, menduduki peringkat ke-27 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 19.330 jiwa dari total 83.074 jiwa. Garis kemiskinan di Teluk Bintuni mencapai Rp 794.285 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Teluk Bintuni sangat tinggi dibandingkan kabupaten lain, yakni Rp 574,98 juta per tahun, dengan pertumbuhan 31,02%. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini sebesar 1,87%.
Kabupaten Teluk Wondama
Dengan persentase kemiskinan 28,47%, Teluk Wondama berada pada urutan ke-22 secara nasional. Kabupaten ini memiliki 10.300 penduduk miskin dari total populasi 46.755 jiwa. Garis kemiskinan di Teluk Wondama adalah Rp 710.854 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan tertinggi di antara tiga kabupaten lainnya, yaitu 7,84%. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 40,74 juta per tahun dengan pertumbuhan 3,69%. Pertumbuhan penduduk tercatat cukup tinggi, mencapai 3,16%.