2.411 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 24 Juli 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 2.411 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 147 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (24/7/2025) pukul 11.47 WIB. Dari 2.411 titik panas terdeteksi, 70 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 2301 titik skala sedang, dan 40 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Jumlah Korban Meninggal akibat Bencana Alam Periode 2013-2024)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 873 titik. Riau menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 300 titik. Sumatera Utara berada di posisi ketiga sebanyak 168 titik panas.
Sebanyak 149 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Aceh menyusul dengan 104 titik panas, serta Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara masing-masing memiliki 100 dan 99 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Jumlah Korban Bencana Alam di Indonesia hingga 8 Juli 2025)