1.621 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Minggu, 3 Agustus 2025)

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 1.621 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 201 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Minggu (3/8/2025) pukul 11.12 WIB. Dari 1.621 titik panas terdeteksi, 81 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 1508 titik skala sedang, dan 32 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Ada 31 Bencana di Indonesia pada Akhir Mei 2024, Banjir Mendominasi)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Riau sebanyak 700 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 145 titik. Kalimantan Barat berada di posisi ketiga sebanyak 106 titik panas.

Sebanyak 80 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara menyusul dengan 61 titik panas, serta Jawa Timur dan Kalimantan Tengah masing-masing memiliki 55 dan 47 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: 10 Merek Pembersih "Make Up" Terlaris di Shopee Q1 2025, Banjir Produk Luar )