Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2024 sebesar 6,27%. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,34%. Meski begitu, masih ada 26.760 jiwa penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dari total 457.532 jiwa penduduk.
Secara historis, angka kemiskinan di Padang Pariaman menunjukkan penurunan signifikan sejak tahun 2004 yang mencapai 12,53%. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 17,45%. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah tercatat pada tahun 2022 dengan -13,43% dan tertinggi pada tahun 2006 sebesar 18,95%. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir, persentase kemiskinan saat ini sedikit lebih rendah. Saat ini, Kabupaten Padang Pariaman berada di urutan ke-391 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kota Salatiga 2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Padang Pariaman berada di antara Kabupaten Dharmasraya (5,32%) dan Kabupaten Agam (6,83%). Padang Pariaman menunjukkan tantangan yang berbeda dalam upaya penurunan kemiskinan, mengingat wilayahnya yang lebih luas dan jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan Kota Padang Panjang.
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya memiliki persentase kemiskinan 5,32%, menempatkannya di urutan ke-428 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 15.250 jiwa dari total 240.159 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Dharmasraya adalah Rp 622.190 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 58,71 juta per tahun dengan pertumbuhan 5,55%. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan turun 1,55% dan pertumbuhan penduduk 2,41%.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang memiliki persentase kemiskinan 5,31% dan menduduki peringkat ke-429 di Indonesia. Dengan hanya 3.060 jiwa penduduk miskin dari total 63.386 jiwa, Padang Panjang menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam penanggulangan kemiskinan. Garis kemiskinan di kota ini adalah Rp 634.303 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 80,01 juta per tahun, dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lain, yaitu 4,85%. Terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin 2,34% dengan pertumbuhan penduduk 2,97%.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kota Pematang Siantar 2024)
Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman memiliki persentase kemiskinan 6,74% dan berada di peringkat 366 secara nasional. Terdapat 20.010 jiwa penduduk miskin dari total 312.363 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Pasaman adalah Rp 515.608 per kapita per bulan, yang terendah di antara wilayah pembanding. Pendapatan per kapita mencapai Rp 38,25 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sedikit meningkat 0,1% dan pertumbuhan penduduk 1,87%.