Mayoritas bagian dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia menilai bahwa agama dan politik adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Hal tersebut terekam dalam hasil survei lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang bertajuk Ormas Islam, Partai Islam, dan Pilihan Capres edisi Agustus 2023.
Survei ini menemukan bahwa responden mengaku sebagai bagian dari ormas Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU) sebanyak 56,9% dan Muhammadiyah 5,7%.
Terdapat pula 3% responden yang mengaku bergabung dengan ormas Islam lainnya, sedangkan 33,8% responden menyatakan tidak merasa bagian dari ormas Islam apa pun.
Mayoritas atau 54% responden NU menganggap agama dan politik adalah hal yang tak terpisahkan, sementara 39,4% lainnya justru menyatakan agama harus terpisah dari politik.
Begitupun anggota ormas Muhammadiyah, sebanyak 67,5% menyatakan agama dan politik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sementara hanya 27,5% yang merasa agama harus dipisahkan dari politik.
Hal serupa juga terjadi di kelompok ormas Islam lainnya dan kelompok non-ormas Islam dengan proporsi seperti pada grafik.
"Mayoritas semua umat Islam menyatakan agama dan politik adalah satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan," kata peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana pada konferensi pers virtual, Selasa (19/9/2023).
Survei yang dilakukan LSI Denny JA ini melibatkan 1.200 responden dari berbagai wilayah Indonesia. Sampel dipilih menggunakan metode multistage random sampling.
Pengambilan data dilakukan pada 1-8 Agustus 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekira 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Ini Partai Politik Islam Terkuat di Pulau Jawa pada Pemilu 2019)