Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), skor Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Tengah cenderung membaik selama periode 2018-2024.
Pada 2018, skor IKG Jawa Tengah sebesar 0,389 dari skala 0-1 poin. Dalam membaca IKG, semakin kecil skor IKG maka ketimpangan antara laki-laki dan perempuan kian rendah. Artinya, tingkat kesetaraan terindikasi semakin membaik.
Penurunan terus terjadi hingga 2020, menjadi 0,370. Namun IKG sempat meningkat sekali pada 2021, menjadi 0,377 poin.
Data terakhir pada 2024 turun menjadi 0,308 poin, merupakan skor terendah selama periode 2018-2024. Skor tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang sebesar 0,421 poin.
Sebagaimana diketahui, ada 3 dimensi yang digunakan BPS dalam mengukur skor IKG.
Pertama, dimensi pemberdayaan dengan indikator persentase anggota legislatif laki-laki dan perempuan serta persentase penduduk laki-laki dan perempuan yang berpendidikan SMA ke atas.
Di Provinsi Jawa Tengah, persentase anggota legislatif laki-laki pada 2024 sebesar 82,35% dan perempuan 17,65%. Sementara laki-laki yang berpendidikan SMA ke atas 35,72% dan perempuan 29,61%.
Kedua, dimensi kesehatan reproduksi yang terdiri dari proporsi perempuan 15-49 tahun yang dalam 2 tahun terakhir melahirkan anak lahir hidup terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF), serta proporsi perempuan 15-49 tahun yang saat melahirkan anak lahir hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).
Berdasarkan catatan BPS, skor MHPK20 Jawa Tengah pada 2024 sebesar 0,249 poin dan MTF 0,018 poin.
Ketiga, dimensi pasar tenaga kerja dengan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki dan perempuan. Adapun TPAK laki-laki di Jawa Tengah pada 2024 sebesar 85,66% dan perempuan 61,82%.
(Baca: Tingkat Ketimpangan Gender di Jakarta Semakin Turun pada 2024)