Institute for Economics and Peace (IEP) kembali merilis tingkat kedamaian negara-negara di dunia melalui Global Peace Index 2025 (GPI 2025).
Penilaian GPI berskala 1-5 poin dengan skor yang semakin tinggi justru menunjukkan tingkat kedamaian yang semakin rendah—bahkan mengarah tidak damai.
Rusia mengantongi skor paling tinggi dari 163 negara yang disurvei, yakni 3,441 poin pada 2025. Skor Rusia juga meningkat dari 2024 yang sebesar 3,249 poin.
Selanjutnya Ukraina dengan skor 3,434, meningkat dari sebelumnya 3,280 pada 2024. Kedua negara yang mengantongi skor tertinggi ini diketahui masih melangsungkan perang.
Lalu ada Sudan yang sebesar 3,323 poin. Tingkat kedamaian Sudan meningkat tipis, dari sebelumnya 3,327 poin pada 2024.
Lalu ada Republik Demokratik Kongo sebesar 3,292 poin dan Afghanistan 3,229 poin pada 2025.
Israel, yang aktif menyerang Palestina hingga Iran, masuk dalam daftar ini di posisi sembilan dengan skor 3,108 poin. Posisinya stagnan dari 2024.
Berikut daftar lengkap 10 negara dengan skor GPI 2025 tertinggi atau dalam kondisi sangat kurang damai pada 2025:
- Rusia: 3,441 poin
- Ukraina: 3,434 poin
- Sudan: 3,323 poin
- Republik Demokratik Kongo: 3,292 poin
- Yaman: 3,262 poin
- Afganistan: 3,229 poin
- Suriah: 3,184 poin
- Sudan Selatan: 3,117 poin
- Israel: 3,108 poin
- Mali: 3,061 poin.
GPI terdiri atas 23 indikator yang mengukur ketiadaan kekerasan atau ketakutan akan kekerasan.
Indikator penilaian tersebar di tiga domain. Domain pertama, yaitu konflik domestik dan internasional yang sedang berlangsung (ongoing domestic and international conflict), menggunakan enam indikator statistik untuk menilai tingkat keterlibatan suatu negara dalam konflik internal maupun eksternal, serta peran dan durasi keterlibatannya dalam konflik tersebut.
Domain kedua, keamanan dan keselamatan sosial (societal safety and security), mengevaluasi tingkat harmoni atau ketidakharmonisan di dalam suatu negara melalui 11 indikator.
Domain terakhir, militerisasi (militarisation) yang diukur melalui enam indikator, mencerminkan hubungan antara tingkat pembangunan militer dan akses terhadap senjata dengan tingkat kedamaian suatu negara, baik secara domestik maupun internasional.
(Baca: 10 Negara Paling Damai di Dunia 2024, Ada Indonesia?)