Banyak Suami-Istri Cerai karena Pertengkaran pada 2024

Menurut data Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), ada 394.608 perceraian yang terjadi di Indonesia sepanjang 2024.

Sebanyak 85.652 kasus di antaranya merupakan cerai talak (diajukan suami), dan 308.956 kasus cerai gugat (diajukan istri).

Pada 2024 sebagian besar perceraian di Indonesia disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, dengan jumlah 251.125 kasus, hampir 64% dari total kasus perceraian nasional.

Faktor penyebab perceraian terbanyak berikutnya adalah masalah ekonomi (100.198 kasus), ada salah satu pihak yang meninggalkan pasangannya (31.265 kasus), dan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT (7.256 kasus).

Kemudian ada masalah judi (2.889 kasus), mabuk (2.004 kasus), dihukum penjara (1.335 kasus), zina (1.005 kasus), dan murtad atau keluar dari agama (1.000 kasus).

Ada pula perceraian yang dipicu oleh poligami (849 kasus), madat (436 kasus), kawin paksa (307 kasus), dan cacat badan atau disabilitas (252 kasus).

Berdasarkan wilayah, perceraian paling banyak terjadi di Jawa Barat dengan 88.842 kasus. Disusul Jawa Timur 77.658 kasus dan Jawa Tengah 64.569 kasus.

Sementara perceraian paling sedikit tercatat di Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan 485 kasus perceraian sepanjang 2024.

(Baca: Kasus Perceraian Karena KDRT Masih Tinggi di Indonesia, Ini Trennya)