Hasil jajak pendapat lembaga riset Inventure Indonesia mengungkapkan, sejumlah responden kelas menengah generasi Z dan milenial Indonesia mengaku penurunan daya beli membuat mereka menunda sejumlah rencana.
Rencana yang paling banyak ditunda adalah membeli kendaraan dengan proporsi 70% dari total responden.
Rencana tertunda selanjutnya adalah membeli atau merenovasi rumah, dipilih 68% responden. Lalu ada rencana investasi dan tabungan nondarurat yang bakal ditunda 56% responden.
Hiburan mewah dan rekreasi pun masuk daftar penundaan oleh 51% responden. Kemudian ada rencana pendidikan tinggi yang ditunda 34% responden; memiliki anak sebesar 14%; dan rencana menikah dengan proporsi 4%.
Dalam topik survei penundaan rencana ini seluruh responden diberi pertanyaan, "di tengah daya beli yang menurun, rencana masa depan apa saja yang Anda tunda?"
Di samping itu, hasil survei Inventure menemukan, sebanyak 51% dari total responden merasa tidak mengalami penurunan daya beli, tetapi 49% merasakannya.
Bila dibedah berdasarkan kelas pengeluarannya, mereka yang merasakan penurunan daya beli paling banyak berasal dari aspiring middle class atau calon kelas menengah, yakni 67% dan hanya 33% kelas tersebut yang tidak merasakannya.
Sementara middle class atau kelas menengah yang merasakan penurunan daya beli sebesar 47%, sisanya sebesar 53% tidak merasakannya.
Inventure menilai, kelas calon menengahlah yang paling rentan terhadap penurunan daya beli.
"Ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi saat ini lebih dirasakan oleh kelompok aspiring middle class dibandingkan dengan kelas middle class," tulis tim riset dalam laporan yang diterima Databoks, Senin (10/2/2025).
Riset ini melibatkan 450 responden kelas menengah milenial sebanyak 60% dan gen Z sebanyak 40%. Adapun komposisi gendernya, yakni 53% laki-laki dan 47% perempuan.
Inventure juga mengkategorikan sampel berdasarkan pengeluaran rumah tangga, yakni sebanyak 79% dari middle class-A2 dengan pengeluaran Rp2,1 juta-9,6 juta; 14% aspiring middle class-B dengan pengeluaran Rp900 ribu-2,1 juta; dan 7% dari upper middle class dengan pengeluaran di atas Rp9,6 juta.
Survei dilakukan dengan metode tatap muka yang digelar di lima kota besar, yaitu Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar, pada September 2024.
(Baca juga: Populasi Kelas Menengah Indonesia Kian Berkurang)