Kementerian LHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 318 Dalam 24 Jam Terakhir (Senin, 5 Mei 2025)

1
Irfan Fadhlurrahman 05/05/2025 11:50 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 318 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 11 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Senin (5/5/2025) pukul 11.50 WIB. Dari 318 titik panas terdeteksi, 2 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 314 titik skala sedang, dan 2 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Hampir 5 Ribu Kejadian Bencana Alam di Indonesia Sepanjang 2023, Karhutla Mendominasi)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 83 titik. Kalimantan Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 24 titik. Maluku Utara berada di posisi ketiga sebanyak 22 titik panas.

Sebanyak 19 titik panas terdeteksi di Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah menyusul dengan 19 titik panas, serta Sulawesi Selatan dan Jawa Timur masing-masing memiliki 19 dan 18 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)

Data Populer

Lihat Semua