Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Cianjur pada tahun 2024 sebesar 10,14 persen. Angka ini sedikit mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah penduduk 2.584.735 jiwa, tercatat 239.300 jiwa penduduk miskin di Cianjur.
Pertumbuhan angka kemiskinan Cianjur menunjukkan fluktuasi. Penurunan 0,78 persen pada tahun terakhir menempatkan Cianjur pada peringkat 237 secara nasional. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir, angka ini lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir, masih sedikit lebih tinggi.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Timur 2015-2024)
Dalam catatan historis, persentase kemiskinan terendah di Cianjur terjadi pada tahun 2019 yaitu 9,15 persen, sedangkan tertinggi pada tahun 2006 mencapai 19,81 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 13,22 persen. Pada tahun 2008 pertumbuhan kemiskinan terendah yaitu minus 16,82 persen. Peringkat Cianjur secara nasional juga berfluktuasi, dengan posisi terendah pada tahun 2019 di peringkat 285.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Barat dengan persentase kemiskinan berdekatan, Cianjur berada di antara Kabupaten Garut (9,68 persen) dan Kabupaten Tasikmalaya (10,23 persen). Perbandingan ini memberikan gambaran posisi Cianjur dalam konteks regional.
Kabupaten Garut
Kabupaten Garut mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 9,68 persen, sedikit lebih rendah dari Cianjur dan menduduki peringkat 247 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Garut mencapai 259.320 jiwa dari total populasi 2.790.435 jiwa. Garis kemiskinan di Garut adalah Rp 393.464 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 29,01 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk miskin Garut mengalami penurunan sebesar 0,45 persen. Garut juga memiliki pertumbuhan pendapatan per kapita yang cukup baik, yaitu 7,80 persen.
Kabupaten Majalengka
Kabupaten Majalengka memiliki tingkat kemiskinan 10,82 persen dan menempati urutan ke-208 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Majalengka mencapai 134.580 jiwa. Garis kemiskinan di Majalengka tercatat sebesar Rp 547.912 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya adalah Rp 34,23 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskinnya menurun 3 persen.
(Baca: Maret 2025, Jumlah Penduduk Miskin di Jambi 270,94 Ribu Jiwa)
Kabupaten Subang
Dengan persentase kemiskinan 9,49 persen, Kabupaten Subang berada di urutan 254 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Subang mencapai 152.560 jiwa. Garis kemiskinan di Subang adalah Rp 434.161 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakatnya adalah Rp 33,03 juta per tahun. Jumlah penduduk miskin sedikit naik 0,15 persen.
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Sumedang memiliki persentase kemiskinan 9,10 persen, menempatkannya di urutan ke-263 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Sumedang tercatat sebanyak 108.890 jiwa. Garis kemiskinan di Sumedang adalah Rp 422.714 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Sumedang mencapai Rp 39,69 juta per tahun. Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan 2,24 persen.
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya mencatat persentase kemiskinan sebesar 10,23 persen, menempati urutan ke-233 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Tasikmalaya mencapai 186.750 jiwa dari total populasi 1.973.411 jiwa. Garis kemiskinan di Tasikmalaya adalah Rp 400.148 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 25,91 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin turun 0,06 persen.
Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Bandung Barat memiliki persentase kemiskinan 10,49 persen dan menduduki peringkat 225 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Bandung Barat mencapai 179.700 jiwa dari total populasi 1.878.507 jiwa. Garis kemiskinan di wilayah ini sebesar Rp 455.325 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduk mencapai Rp 32,5 juta per tahun. Jumlah penduduk miskin naik 0,15 persen.