Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Sleman pada 2024 sebesar 7,46 persen. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 7,52 persen. Jumlah penduduk miskin mencapai 97.940 jiwa dari total penduduk 1.118.353 jiwa.
Perkembangan kemiskinan di Sleman menunjukkan angka yang fluktuatif dalam dua dekade terakhir. Pada periode 2004-2024, persentase kemiskinan tertinggi tercatat pada 2004 yaitu 15,53 persen. Sementara persentase terendah terjadi pada tahun 2024 sebesar 7,46 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2020 yaitu 9,58 persen, sementara penurunan terdalam terjadi pada 2016 dengan -13,21 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Enrekang Periode 2004 - 2024)
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Indonesia, urutan persentase kemiskinan Kabupaten Sleman berada di peringkat 328. Peringkat ini sempat mencapai posisi tertinggi pada 2016 di urutan 356. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan Sleman saat ini sedikit lebih rendah. Namun, jika dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), persentase saat ini sedikit lebih tinggi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di DI Yogyakarta, persentase kemiskinan di Sleman berada di antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Kabupaten Gunung Kidul dan Kulonprogo memiliki persentase kemiskinan yang lebih tinggi. Perbedaan ini memberikan gambaran tentang variasi kondisi ekonomi di wilayah DI Yogyakarta.
Kabupaten Bantul
Dengan persentase kemiskinan 11,66 persen, Bantul berada di urutan 186 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 126.930 jiwa dari total populasi 976.573 jiwa. Garis kemiskinan di Bantul tercatat sebesar Rp 510.740 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 35,84 juta per tahun. Pertumbuhan penduduknya 0,86 persen, sementara angka kemiskinan mengalami penurunan turun 2,51 persen.
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan tertinggi di DI Yogyakarta, yakni 15,18 persen, menempatkannya pada peringkat 97 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 120.410 jiwa dari total 776.584 jiwa. Pendapatan per kapita mencapai Rp 35,50 juta per tahun. Garis kemiskinan di wilayah ini adalah Rp 401.209 per kapita per bulan. Pertumbuhan jumlah penduduk hanya 0,06 persen dan angka kemiskinan turun 2,69 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Halmahera Timur Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Kulonprogo
Dengan 15,62 persen penduduk miskin, Kulonprogo menduduki peringkat 91 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 71.480 jiwa dari total populasi 444.516 jiwa. Garis kemiskinan di Kulonprogo adalah Rp 438.007 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 37,98 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk turun 0,49 persen, namun angka kemiskinan hanya turun sedikit turun 0,13 persen.
Kota Yogyakarta
Kota ini memiliki persentase kemiskinan terendah di DI Yogyakarta, yaitu 6,26 persen, menempatkannya pada peringkat 393 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 28.790 jiwa dari total 415.021 jiwa. Garis kemiskinan di Kota Yogyakarta paling tinggi diantara kabupaten lain yaitu Rp 686.973 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 131,43 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,3 persen, sementara angka kemiskinan turun 3,54 persen.