Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Red-List Index Indonesia cenderung turun sejak 2018 hingga 2022.
Red-List Index merupakan acuan untuk mengukur risiko kepunahan secara keseluruhan pada sekelompok spesies.
BPS menjelaskan, indeks ini memiliki rentang nilai 0-1 poin. Nilai 0 berarti semua spesies yang dimasukkan dalam daftar sudah punah. Sementara nilai 1 menunjukkan tidak ada risiko kepunahan spesies mana pun.
Pada 2018, indeks kepunahan ini sebesar 0,77 poin. Capaian ini tak berubah hingga 2019.
Memasuki 2020, indeksnya semakin turun menjadi 0,76 poin. Angka yang sama ditorehkan pada 2021.
Data terakhir 2022, angkanya turun menjadi 0,75 poin. Artinya, penurunan ini semakin mendekati nilai 0 atau kepunahan.
(Baca juga: Amfibi Jadi Spesies Paling Terancam Punah di Dunia)
Sebelumnya, Indonesia telah kehilangan spesies pari sangat langka, yakni ikan pari Jawa (Urolophus Javanicus). Melansir Kompas.com, kepunahan ini diterbitkan melalui Red-List/Daftar Merah Spesies Terancam Punah per 11 Desember 2023 oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Tim riset ikan pari Jawa tersebut dipimpin Charles Darwin University (CDU), Australia. Kandidat doktor dari CDU sekaligus peneliti utama, Julia Constance, mengungkapkan masalah utama kepunahan ikan pari Jawa karena dugaan penangkapan ikan secara intensif dan tidak diatur.
Constance juga menilai bahwa Teluk Jakarta, yang merupakan tempat hidup ikan pari Jawa, termasuk kawasan industri besar sehingga berdampak cukup parah terhadap kelangsungan hidup spesies tersebut hingga menyebabkan kepunahan.
(Baca juga: Makin Tinggi Suhu Bumi, Makin Banyak Spesies Berisiko Punah)