Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Solok Selatan mencapai 6,56 persen pada tahun 2024. Angka ini mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,45 persen. Dengan jumlah penduduk 181.869 jiwa, terdapat 12.330 jiwa penduduk miskin di kabupaten ini.
Secara historis, persentase kemiskinan di Solok Selatan fluktuatif dalam dua dekade terakhir. Tahun 2005, persentase kemiskinan mencapai angka tertinggi yaitu 15,42 persen, kemudian menurun signifikan hingga mencapai titik terendah 6,45 persen pada tahun 2023. Pada tahun 2024, terjadi sedikit kenaikan menjadi 6,56 persen, dengan pertumbuhan 1,71 persen. Rata-rata persentase kemiskinan dalam 3 tahun terakhir adalah 6,51 persen dan dalam 5 tahun terakhir adalah 6,92 persen. Secara nasional, Solok Selatan berada pada peringkat 374 dalam persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Kotamobagu Periode 2007 - 2024)
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Barat, Solok Selatan memiliki persentase kemiskinan yang mirip dengan Kabupaten Dharmasraya (5,32 persen), Kabupaten Lima Puluh Kota (6,92 persen), Kabupaten Padang Pariaman (6,27 persen), Kabupaten Pasaman (6,74 persen), Kabupaten Sijunjung (5,78 persen) dan Kabupaten Agam (6,83 persen).
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya memiliki tingkat kemiskinan 5,32 persen, menempatkannya pada peringkat 428 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 15.250 jiwa dari total penduduk 240.159 jiwa. Angka kemiskinan ini mengalami penurunan sebesar 1,55 persen. Garis kemiskinan di Dharmasraya berada di angka Rp 622.190 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Dharmasraya tercatat sebesar Rp 58,71 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan 5,55 persen.
Kabupaten Lima Puluh Kota
Lima Puluh Kota mencatatkan persentase kemiskinan 6,92 persen, dengan peringkat nasional 355. Jumlah penduduk miskin mencapai 27.720 jiwa dari total populasi 400.795 jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan kemiskinan sebesar 2,59 persen. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 582.794 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp 51,99 juta per tahun dengan pertumbuhan 5,12 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Bekasi Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Padang Pariaman
Padang Pariaman memiliki persentase kemiskinan 6,27 persen dan berada di peringkat 391 secara nasional. Dengan jumlah penduduk 457.532 jiwa, terdapat 26.760 jiwa penduduk miskin. Angka kemiskinan di wilayah ini sedikit menurun sebesar 0,63 persen. Garis kemiskinan di Padang Pariaman tercatat Rp 580.392 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 58,39 juta per tahun, tumbuh sebesar 5,12 persen.
Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman memiliki persentase kemiskinan 6,74 persen, menempatkannya pada peringkat 366 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini sebanyak 20.010 jiwa dari total 312.363 jiwa. Terjadi sedikit peningkatan kemiskinan sebesar 0,1 persen. Garis kemiskinan di Pasaman sebesar Rp 515.608 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Pasaman adalah Rp 38,25 juta per tahun dengan pertumbuhan 5,44 persen.
Kabupaten Sijunjung
Kabupaten Sijunjung mencatat persentase kemiskinan 5,78 persen, menduduki peringkat 408 secara nasional. Dari total penduduk 245.936 jiwa, terdapat 14.990 jiwa yang hidup dalam kemiskinan. Angka ini menunjukkan penurunan kemiskinan sebesar 0,2 persen. Garis kemiskinan di Sijunjung adalah Rp 565.067 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini mencapai Rp 50,61 juta per tahun, dengan pertumbuhan 5,63 persen.
Kabupaten Agam
Kabupaten Agam memiliki tingkat kemiskinan 6,83 persen, menduduki peringkat 362 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 34.820 jiwa dari total penduduk 532.178 jiwa. Angka kemiskinan ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,22 persen. Garis kemiskinan di Agam adalah Rp 558.963 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Agam mencapai Rp 50,02 juta per tahun dengan pertumbuhan 5,51 persen.