Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Tebo, Sumatera, mencapai 6,12 persen pada tahun 2024. Angka ini sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,46 persen. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tebo tercatat sebanyak 22.480 jiwa dari total penduduk 367.251 jiwa.
Secara pertumbuhan, persentase kemiskinan di Kabupaten Tebo mengalami penurunan sebesar 5,26 persen. Namun, jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Jambi, Kabupaten Tebo berada di urutan yang kurang menggembirakan.
(Baca: 4,8% Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara Beragama Katolik)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Kabupaten Tebo selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 11,16 persen, sementara terendah pada tahun 2009 sebesar 6,10 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu 6,71 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu -27,04 persen. Peringkat kemiskinan Kabupaten Tebo secara nasional juga berfluktuasi, dengan peringkat terbaik ke-294 pada tahun 2004 dan peringkat terburuk ke-443 pada tahun 2010. Tebo berada di urutan ke-397 secara nasional pada tahun 2024. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 6,31 persen dan lima tahun terakhir sebesar 6,45 persen, kondisi kemiskinan saat ini menunjukkan perbaikan.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Jambi yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Tebo menunjukkan beberapa perbedaan. Kabupaten Bungo memiliki persentase kemiskinan 5,06 persen, Kota Jambi 7,73 persen, Kabupaten Kerinci 6,93 persen, Kabupaten Muaro Jambi 3,65 persen, Kabupaten Sarolangun 8,36 persen, dan Kota Sungai Penuh 2,92 persen.
Kabupaten Bungo
Kabupaten Bungo mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 5,06 persen, menempatkannya pada urutan ke-441 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Bungo mencapai 20.040 jiwa dari total penduduk 376.913 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 2,95 persen. Garis kemiskinan di Bungo tercatat sebesar Rp 607.714,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 71,75 juta per tahun, mengalami kenaikan tipis sebesar 2,78 persen. Kabupaten ini menunjukkan kondisi yang relatif baik dalam penanganan kemiskinan dibandingkan dengan beberapa kabupaten lain di Provinsi Jambi.
Kota Jambi
Kota Jambi memiliki persentase kemiskinan 7,73 persen dan berada di urutan ke-321 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini mencapai 47.250 jiwa, yang merupakan angka tertinggi dibandingkan kabupaten lain yang berdekatan. Total penduduk Kota Jambi mencapai 641.022 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan signifikan sebesar 5,67 persen. Garis kemiskinan di Kota Jambi cukup tinggi, yaitu Rp 757.014,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 68,30 juta per tahun. Kota Jambi perlu berupaya lebih keras untuk menekan angka kemiskinan.
(Baca: PDRB ADHB di Kota Pangkal Pinang Menurut Sektor pada 2024)
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci memiliki persentase kemiskinan 6,93 persen, menempatkannya pada urutan ke-353 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Kerinci tercatat sebanyak 16.830 jiwa dari total penduduk 270.576 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan signifikan sebesar 7,58 persen. Garis kemiskinan di Kerinci tercatat sebesar Rp 606.095,00 per kapita per bulan, yang merupakan salah satu yang terendah di antara kabupaten pembanding. Pendapatan per kapita mencapai Rp 57,34 juta per tahun, dan mengalami kenaikan yang cukup baik sebesar 9,12 persen.
Kabupaten Muaro Jambi
Dengan persentase kemiskinan sebesar 3,65 persen, Kabupaten Muaro Jambi berada pada urutan ke-493 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 17.480 jiwa dari total penduduk 449.751 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin menunjukkan penurunan yang sangat besar, yaitu sebesar 16,08 persen. Garis kemiskinan di Muaro Jambi tercatat sebesar Rp 617.948,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 95,33 juta per tahun, yang merupakan salah satu yang tertinggi di antara kabupaten pembanding dan mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 11,24 persen.
Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Sarolangun memiliki persentase kemiskinan 8,36 persen, yang menempatkannya pada urutan ke-294 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Sarolangun tercatat 26.540 jiwa, dari total penduduk 310.287 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,86 persen. Garis kemiskinan di Sarolangun tercatat sebesar Rp 607.306,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 74,06 juta per tahun, mengalami pertumbuhan yang cukup baik sebesar 4,08 persen.
Kota Sungai Penuh
Kota Sungai Penuh memiliki persentase kemiskinan terendah di antara kabupaten/kota pembanding, yaitu 2,92 persen. Dengan demikian, kota ini berada di urutan ke-506 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Sungai Penuh tercatat hanya 2.600 jiwa dari total penduduk 101.716 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan sebesar 2,26 persen. Garis kemiskinan di Sungai Penuh tercatat sebesar Rp 610.141,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kota ini mencapai Rp 101,94 juta per tahun, yang tertinggi di antara kabupaten/kota pembanding. Pertumbuhan pendapatan per kapita juga cukup baik, yaitu 7,32 persen.