Besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Pemalang pada 2024 tercatat sebesar Rp126.364 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp121.183,49. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp2.267.34, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 5,6%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp29.471) dan perawatan (Rp48.307), namun lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi (Rp254.582).
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua 2015 - 2024)
Secara umum, pengeluaran masyarakat Pemalang mengalami pertumbuhan. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, yang mencapai Rp1.188.356 pada 2024, meningkat 19,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp995.975,22. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam daya beli masyarakat.
Data historis menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Pemalang cenderung fluktuatif. Dalam kurun waktu 2018-2024, pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun terakhir, sedangkan tahun dengan pertumbuhan terendah adalah 2019, dengan penurunan sebesar 0,1%. Tahun 2022 mencatat pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 19,5%.
Dalam peringkat pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Pulau Jawa, Kabupaten Pemalang menempati urutan ke-55. Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah, Pemalang berada di urutan ke-12. Sementara secara nasional, Pemalang menduduki peringkat ke-292.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah menunjukkan variasi yang signifikan. Kabupaten Pati memiliki pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau, yaitu Rp151.356 dengan pertumbuhan -5.8%, menempati peringkat pertama di provinsi. Kabupaten Rembang berada di posisi kedua dengan Rp146.365 dan pertumbuhan 4.9%. Kabupaten Demak berada di posisi ketiga dengan Rp142.988 dengan pertumbuhan -1.3%, sementara Kota Semarang berada di urutan keempat dengan Rp136.682 dan pertumbuhan 16.6%. Kabupaten Sragen berada di posisi kelima dengan Rp135.798 dengan pertumbuhan -1.4%.
(Baca: Update 2024: PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Kutai Kartanegara Rp.259,19 Juta)
Kota Semarang
Berdasarkan data BPS, Kota Semarang menunjukkan performa ekonomi yang kuat. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.322.997 pada tahun 2024, menempati peringkat pertama di Jawa Tengah dengan pertumbuhan 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga tinggi, yaitu Rp914.785, menunjukkan konsumsi yang stabil. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.237.782, juga menempati peringkat pertama.
Kota Salatiga
Kota Salatiga mencatat pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.315.195. Meskipun menduduki peringkat kedua di Jawa Tengah, kota ini mengalami kontraksi turun 14.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp811.317. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan adalah Rp2.126.512.
Kota Magelang
Data BPS menunjukkan Kota Magelang memiliki pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp980.996 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan tipis 1,8%. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp689.220. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.670.216, menunjukkan stabilitas ekonomi. Kota ini menempati peringkat keempat dalam total pengeluaran di Jawa Tengah.
Kota Surakarta
Kota Surakarta mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp942.391. Mengalami penurunan turun 3.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat Rp759.788. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.702.178.