Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Jepara pada 2024 sebesar 6,09%. Angka ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,61%. Dengan jumlah penduduk 1.275.501 jiwa, jumlah penduduk miskin mencapai 80.840 orang.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Tengah, penurunan persentase kemiskinan di Jepara turun 7,87% menempatkannya pada urutan ke-399 di Indonesia. Kabupaten Jepara menunjukkan perkembangan positif dalam upaya penanggulangan kemiskinan, namun masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan daerah lain.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Flores Timur 2015-2024)
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Jepara terjadi pada tahun 2006, yaitu 11,75%, sementara terendah pada 2024 sebesar 6,09%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu 13,09%, dan terendah pada tahun 2024 dengan -7,87%. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan saat ini lebih rendah. Begitu pula jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024).
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Jepara berada di antara Kota Magelang (5,94%) dan Kabupaten Tegal (6,81%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Jepara relatif sebanding dengan beberapa daerah lain di sekitarnya.
Kota Magelang
Kota Magelang memiliki persentase kemiskinan sedikit lebih rendah dari Kabupaten Jepara, yaitu 5,94% dan menempati urutan ke-403 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini mencapai 7.250 jiwa dari total penduduk 128.591 jiwa. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan turun 2,78%. Garis kemiskinan di Kota Magelang tercatat sebesar Rp 626.614 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 96,56 juta per tahun, dengan pertumbuhan 7,34%.
Kota Pekalongan
Kota Pekalongan memiliki persentase kemiskinan 6,71%, dengan rangking ke-367 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 21.160 jiwa dari total 318.182 jiwa penduduk. Terjadi penurunan angka kemiskinan turun 0,94%. Garis kemiskinan di kota ini adalah Rp 605.312 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 45,99 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,24%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Palembang | 2004 - 2024)
Kota Salatiga
Dengan persentase kemiskinan 4,57%, Kota Salatiga berada di urutan ke-456 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 9.330 jiwa dari total penduduk sebanyak 198.372 jiwa. Pertumbuhan angka kemiskinan menunjukkan penurunan turun 0,85%. Garis kemiskinan di kota ini sebesar Rp 596.659 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Kota Salatiga mencapai Rp 89,83 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,55%.
Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang mencatatkan persentase kemiskinan 6,96% dan berada pada urutan 349 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 76.870 jiwa dari total penduduk 1.085.196 jiwa. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan turun 1,89%. Garis kemiskinan tercatat Rp 520.639 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Kabupaten Semarang adalah Rp 60,18 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,16%.
Kota Semarang
Persentase kemiskinan di Kota Semarang adalah 4,03%, menempatkannya pada urutan ke-481 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini mencapai 77.790 jiwa dari total penduduk 1.699.585 jiwa. Kota ini mengalami penurunan angka kemiskinan dengan pertumbuhan -3,40%. Garis kemiskinan di Kota Semarang adalah Rp 671.936 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 156,57 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,60%.
Kabupaten Tegal
Kabupaten Tegal memiliki persentase kemiskinan 6,81% dan berada pada urutan ke-363 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 98.020 jiwa dari total penduduk 1.727.497 jiwa. Pertumbuhan persentase kemiskinan menunjukkan penurunan turun 6,67%. Garis kemiskinan di Kabupaten Tegal tercatat sebesar Rp 497.315 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 28,49 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,10%.