Menurut laporan Muso, perusahaan anti-pembajakan asal Inggris, ada 229,4 miliar kunjungan ke situs film bajakan dari seluruh dunia pada 2023. Angkanya naik 6,5% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
“Meskipun telah ada upaya dari industri, pembajakan tidak hanya terus berlanjut, tetapi juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,” tulis Muso dalam laporannya.
India menjadi negara yang paling banyak mengunjungi situs bajakan, yakni mencapai 9,04 miliar kunjungan pada tahun lalu. Porsinya mencapai 30,56% dari total kunjungan ke situs film bajakan pada tahun lalu.
“Ini mengindikasikan bahwa pembajakan film telah menjadi hal yang normal sebagai metode konsumsi film di negara ini,” tulis Muso.
Hal tersebut tak hanya didorong oleh permintaan terhadap film-film Hollywood, tetapi juga berasal dari permintaan konten lokal. Selain itu, pertumbuhan akses internet di India juga turut mendukung fenomena pembajakan film.
Di urutan kedua ada Amerika Serikat, dengan total 1,85 miliar kunjungan ke situs pembajakan film. Posisinya diikuti Turki dengan 1,7 miliar kunjungan dan Pakistan 1,03 miliar kunjungan.
Sementara, Indonesia berada di peringkat kelima global sebagai negara yang sering mengakses situs film bajakan. Jumlahnya mencapai 1,03 miliar kunjungan atau setara 3,5% dari total kunjungan ke situs film bajakan secara global.
Adapun negara lainnya yang banyak mengakses film bajakan seperti Rusia, Ukraina, China, Iran, dan Thailand, dengan total kunjungan kurang dari 1 miliar kunjungan pada tahun lalu.
(Baca: “Oppenheimer” Jadi Film yang Paling Banyak Dibajak pada 2023)