Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menduduki level 16.251, menurut data JISDOR Bank Indonesia (BI) per Jumat (31/5/2024).
Angka itu sempat menguat sangat tipis dari sehari sebelumnya yang sempat di level Rp16.253 per dolar AS pada Kamis 30 Mei 2024.
Melemahnya rupiah di level 16.000 per dolar AS kembali terjadi setidaknya selama sepekan terakhir atau sejak 27 Mei 2024. Padahal, rupiah sempat bertengger di ujung 15.000 pada 16-20 dan 22 Mei 2024.
Sejak awal tahun ini, posisi rupiah di kelas 16.000 memang sudah terjadi sejak April 2024, seperti terlihat pada grafik.
Melansir Katadata, pelemahan rupiah sudah diproyeksikan oleh sejumlah analis. Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan peluang rupiah bergerak di atas Rp16.000 per dolar pada Juni 2024 karena dolar AS makin kokoh.
"Semua itu tergantung data terbaru terutama inflasi AS. Tapi dengan sentimen yang mendukung penguatan dolar saat ini, ada peluang rupiah di atas Rp 16.000 per dolar AS," kata Ariston kepada Katadata, Jumat (31/5/2024).
Tak berbeda dengan Ariston, Analis Mata Uang Lukman Leong juga melihat peluang pelemahan rupiah jika tensi geopolitik di Timur Tengah terus memanas pada bulan Juni 2024.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memperkirakan, pelemahan rupiah akan terjadi pada awal Juni 2024 karena perilaku risk off global. Risk off merupakan situasi di mana investor tidak ingin mengambil risiko tinggi, dengan kecenderungan untuk berinvestasi pada aset-aset berisiko rendah.
"Namun di pertengahan Juni, harapannya dibantu dengan rilis cadangan devisa Indonesia yang membaik seiring dengan peningkatan surplus neraca perdagangan. Harapannya, rupiah kembali terapresiasi," ujar Fikri.
(Baca Katadata: Sentuh Rp 16.242 per Dolar AS, Rupiah Berpeluang Melemah di Juni 2024)