Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan dari 6% menjadi 6,25% pada April 2024.
Menurut Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin, hal ini menjadi salah satu faktor yang berpotensi mengerek bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
"Mungkin [kenaikan suku bunga KPR] mulai terasa tahun ini, jika kondisi ekonomi, geopolitik global, inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berubah," kata Amin kepada Katadata.co.id, Minggu (28/4/2024).
Jika dilihat secara historis, suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR memang kerap berfluktuasi mengikuti pergerakan suku bunga acuan BI.
Misalnya, pada periode Juni 2019-Februari 2021 suku bunga acuan BI bergerak turun dari 6% menjadi 3,5%.
Dalam periode tersebut rata-rata SBDK KPR nasional juga menurun dari 10,66% menjadi 9,42%.
Kemudian selama Juli 2022-Oktober 2023 suku bunga acuan BI bergerak naik dari 3,5% menjadi 6%.
Selama periode itu pula rata-rata SBDK KPR nasional meningkat dari 8,57% menjadi 8,91%, dan tren naiknya berlanjut hingga mencapai 9,12% pada Januari 2024.
Dengan adanya kenaikan lanjutan suku bunga acuan BI menjadi 6,25% pada April 2024, pengamat perbankan Arianto Muditomo memprediksi kenaikan bunga KPR akan mencapai 0,25% hingga 1%.
Namun, kenaikan itu khususnya akan terasa bagi debitur KPR yang menggunakan sistem bunga mengambang atau floating.
"Dampak ini tidak terlalu signifikan bagi debitur KPR yang memiliki suku bunga fixed atau tidak mengambang," kata Arianto kepada Katadata.co.id, Minggu (28/4/2024).
(Baca: Bunga KPR Awal 2024 Lebih Rendah dari 5 Tahun Lalu)