Kinerja ekspor dan impor Indonesia kompak menurun secara bulanan pada Februari 2024.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia pada Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar.
Angka tersebut turun 5,79% dibanding Januari 2024 (month-on-month/mom), serta turun 9,45% dibanding Juni tahun lalu (year-on-year/yoy).
BPS mengatakan, merosotnya ekspor Februari 2024 disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas yang turun 5,27% (mom) dari US$19,1 miliar menjadi US$18,09 miliar. Lalu, ekspor migas turun 12,93%, (mom) dari US$1,4 miliar menjadi US$1,22 miliar.
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh ekspor gas yang turun 39,08% (mom) menjadi US$504,7 juta, sebaliknya ekspor minyak mentah naik 25,09% (mom) menjadi US$196,7 uta, dan ekspor hasil minyak naik 25,15% (mom) menjadi US$515,5 juta.
Pada Februari impor Indonesia juga turun 0,29% secara bulanan (mom), namun justru melonjak 15,84% secara tahunan (yoy) menjadi US$18,44 miliar.
Jika dirinci lagi, nonmigas turun 2,12% (mom) menjadi US$15,46 miliar, sedangkan impor migas naik 10,42% (mom) menjadi US$2,98 miliar.
Peningkatan impor migas disebabkan oleh impor minyak mentah yang naik 15,4% menjadi US$842,2 juta dan hasil minyak naik 8,56% menjadi US$2,13 miliar, sedangkan impor gas turun 96,23%.
Dengan tingginya nilai ekspor ketimbang impor pada Februari 2024, membuat Indonesia masih membukukan surplus neraca perdagangan sebesar US$867 juta.
(Baca: Neraca Dagang RI Surplus pada Februari 2024, Nilainya Makin Kecil)