Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyatakan ada banyak bencana ekologis di Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri keempat bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Dalam sesi tanya-jawab, Cak Imin mengatakan, "Kita saksikan sembilan tahun terakhir ini kerusakan iklim lingkungan hidup yang mengkhawatirkan, bencana ekologis, banjir, longsor, dan berbagai keadaan sulit lainnya terjadi."
Pernyataan ini sejalan dengan laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), yang menyebut kejadian bencana ekologis di Indonesia selama 2015-2021 terus meningkat.
Walhi mendefinisikan bencana ekologis sebagai "akumulasi krisis ekologis yang disebabkan oleh ketidakadilan dan gagalnya sistem pengurusan alam, sehingga mengakibatkan hancurnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta rusaknya ekosistem dan kehidupan rakyat".
Walhi mencatat, sepanjang 2015 ada 1.694 kejadian bencana ekologis. Lalu jumlahnya terus naik dan mencapai titik tertinggi pada 2021, yakni 5.402 kasus.
Kemudian pada 2022 jumlahnya turun menjadi 3.531 kejadian, tapi jumlah korban meningkat.
"Begitu hancurnya lingkungan Indonesia, tingginya angka bencana, ketimpangan yang terjadi, itu karena gagalnya penyelenggara negara memahami rakyatnya," kata Direktur Eksekutif Walhi Zenzi Suhadi dalam diskusi Tinjauan Lingkungan Hidup 2023 di kanal YouTube-nya, Selasa (31/1/2023).
(Baca: Bencana Alam Terkait Perubahan Iklim Meningkat di Skala Global)