Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023.
Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika. Tim menyebut, hoaks kategori kesehatan paling banyak dijumpai selama periode penelusuran tersebut, yakni 2.357 konten.
"Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini," tulis tim AIS dalam dalam Kemenkominfo, Selasa (2/1/2024).
Tim AIS juga menemukan banyak informasi keliru berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
Konten hoaks terbanyak berikutnya adalah seputar penipuan dan pemerintahan, masing-masing ditemukan sebanyak 2.210 konten.
Konten hoaks bermuatan penipu berkaitan dengan rekrutmen, tautan phishing, akun dan nomor palsu, pemberian bantuan sosial, dan hadiah.
Sementara konten hoaks seputar pemerintahan, merujuk pada akun palsu pejabat pemerintah pusat, daerah, dan lembaga. Selain itu, terdapat pula informasi menyesatkan mengenai kebijakan pemerintah.
Di urutan berikutnya ada kategori politik, yang ditemukan sebanyak 1.628 konten hoaks hingga akhir 2023. Konten ini didominasi informasi yang berkaitan dengan partai politik, kandidat, serta proses pemilu.
Kominfo pun melakukan pemutusan akses terhadap sebaran konten tersebut. "Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat," tulis Kominfo.
Berikut daftar lengkap temuan konten hoaks periode Agustus 2018-Desember 2023 berdasarkan kategorinya:
- Kesehatan: 2.357 konten
- Penipuan: 2.210 konten
- Pemerintah: 2.210 konten
- Politik: 1.628 konten
- Internasional: 713 konten
- Kejahatan: 640 konten
- Kebencanaan: 554 konten
- Pencemaran nama baik: 489 konten
- Keagamaan: 348 konten
- Mitos: 229 konten
- Perdagangan: 71 konten
- Pendidikan: 68 konten
- Lainnya: 1.030 konten
(Baca juga: Survei Ipsos: Media Sosial Jadi Sumber Informasi dengan Hoaks Terbanyak)