Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menemukan ada banyak sisa Vaksin Gotong Royong (VGR) untuk Covid-19 yang dikelola PT Bio Farma (Persero).
Temuan BPK ini tercatat dalam laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2023 yang dirilis pada 5 Desember 2023.
Laporan tersebut menyatakan Bio Farma tidak berhasil mencapai target penjualan VGR sebanyak 7,5 juta dosis.
Kemudian per 30 November 2022, BPK mencatat masih ada sekitar 3,2 juta dosis vaksin yang belum terdistribusi dan hampir melewati batas kedaluwarsa pada 2023.
Stok vaksin sisa tersebut berpotensi membebani keuangan Bio Farma minimal Rp525,18 miliar.
Menurut BPK, banyak VGR belum terdistribusi karena adanya perubahan kebijakan vaksin gratis dari pemerintah. VGR pun tidak diminati dan skema pendistribusiannya tertunda.
BPK lantas merekomendasikan direksi PT Bio Farma agar berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN untuk mengoptimalkan penyerapan VGR, dengan memperhatikan masa kedaluwarsa vaksin tersebut.
(Baca juga: Daftar 10 Perusahaan Farmasi Terbesar di Dunia, Siapa Juaranya?)