Kasus Covid-19 di Singapura kembali melonjak pada November 2023.
Berdasarkan data Ministry of Health Singapore atau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura, pada pertengahan tahun, 18-24 Juni 2023, jumlah kasus Covid-19 hanya 6.882 kasus. Meski setelahnya berfluktuasi, angka kasus berada pada kisaran 3.000-8.000 kasus per pekan hingga minggu pertama September 2023.
Namun pada 17-23 September 2023, Covid-19 terdeteksi hingga 14.843 kasus. Setelah pencatatan pekan tersebut, trennya menjadi konsisten di atas 10 ribu kasus.
Data terakhir pada 19-25 November 2023 melonjak menjadi 22.094 kasus. Menjadi yang tertinggi sejak pertengahan tahun 2023.
Namun, jika dilihat sejak hitungan awal pekan epidemiologi atau epidemiological-weeks 2023, kasus paling tinggi sempat mencapai 28.410 kasus pada 19-25 Maret 2023.
Melansir Channel News Asia yang diwartakan Katadata, Kementerian Kesehatan Singapura memastikan rata-rata rawat inap dan ICU di rumah sakit akibat lonjakan kasus itu tetaplah stabil.
Kemenkes Singapura mengatakan, tingginya penularan corona mungkin disebabkan musim perjalanan di akhir tahun. Lonjakan kasus juga bisa terjadi karena berkurangnya kekebalan penduduk terhadap Covid-19.
Penularan Covid-19 juga didominasi subvarian EG.5 dan garis keturunannya yakni HK.3. Saat ini kedua virus tersebut mencakup lebih dari 70% kasus yang berhasil dideteksi.
Meski demikian, otoritas tersebut mengatakan angka pneumonia di Singapura tetap stabil dalam sebulan belakangan. "Tak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak," katanya.
Melonjaknya kasus Covid-19 ini beriringan dengan meledaknya kasus pneumonia misterus terhadap anak-anak di Tiongkok. Per 24 November negara itu menyerukan kewaspadaan ketika lonjakan penyakit ini menyerang sekolah-sekolah dan rumah sakit, yang kemungkinan disebabkan oleh beredarnya patogen pernapasan.
(Baca juga: Pneumonia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Balita di Dunia 2021)