Menurut laporan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober-4 Desember 2023 perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 16 ribu warga Palestina.
Sebagian besar korban jiwa Palestina berada di Jalur Gaza, yakni 15.899 orang, sementara korban jiwa di Tepi Barat 246 orang.
Di sisi lain, sejak awal perang sampai 4 Desember 2023 jumlah total korban Israel sekitar 1.278 orang.
OCHA menghimpun data korban ini dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.
(Baca: Sekitar 200 Perusahaan Dukung Israel, Mayoritas dari AS)
Sebelumnya, Israel-Hamas sempat melakukan jeda perang 7 hari, selama 24-30 November 2023.
Namun, perang pecah lagi mulai 1 Desember 2023 dengan intensitas serangan yang meningkat.
"Pengeboman Israel dari udara, darat, dan laut di seluruh Gaza, serta operasi militer dan pertempuran darat semakin intensif, dan penembakan roket kelompok bersenjata Palestina ke Israel berlanjut," kata OCHA dalam laporannya, Senin (4/11/2023).
Di tengah eskalasi perang ini, OCHA memperkirakan warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza bertambah signifikan.
"Sekitar 1,8 juta orang di Gaza, atau hampir 80 persen dari total populasinya, diperkirakan menjadi pengungsi di negerinya sendiri (pengungsi internal)," kata OCHA.
"Namun, menghitung jumlah pengungsi secara akurat menjadi tantangan, mengingat sulitnya melacak pergerakan pengungsi," kata OCHA lagi.
OCHA juga melaporkan kondisi pos-pos pengungsian di Jalur Gaza semakin padat, hingga menimbulkan risiko kesehatan serius.
Menurut OCHA, ada peningkatan sejumlah penyakit di pos pengungsian, yaitu diare, infeksi saluran pernapasan akut, infeksi kulit, penyebaran kutu, serta ada laporan awal wabah Hepatitis A.
(Baca: Palestina Butuh Bantuan Rp19 Triliun, Mayoritas untuk Makan)