Kontribusi Usaha Mikro RI untuk PDB Hampir Menyamakan Perusahaan Besar

Perdagangan
1
Erlina F. Santika 13/10/2023 18:35 WIB
Proporsi Kontribusi UMKM Indonesia terhadap PDB (2019)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Riset yang diolah Katadata Insight Center (KIC) dan perusahaan penyedia layanan social commerce Evermos menunjukkan distribusi kontribusi dari usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan perusahaan besar di Indonesia.

Meminjam data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop), tim riset menyebut mayoritas atau 99% bisnis di Indonesia berada di level UMKM. UMKM sendiri berkontribusi sebesar 61,9% terhadap total produk domestik bruto (PDB) dan menyerap sekira 97% tenaga kerja lokal.

Dilihat dari distribusi kontribusinya terhadap PDB, usaha mikro menyumbang cukup besar, yakni 37,4% pada 2019. Nilai itu bahkan hampir menyaingi kontribusi dari perusahaan berskala besar yang mencapai 39,5% pada tahun yang sama.

Sementara usaha kecil menyumbang 9,5% dan menengah sebesar 13,6%. 

"Lanskap bisnis Indonesia didominasi perusahaan besar dan perusahaan berskala mikro yang sebagian besar merupakan sektor informal," tulis tim riset dalam laporan Beyond the Digital Frontier, Bagaimana Saluran Offline Memacu Kemajuan Merek Lokal.

Tim riset melihat hal ini bakal menciptakan fenomena "hollow in the middle", yakni kontribusi usaha kecil dan menengah (UKM) jauh lebih kecil dibandingkan dengan usaha mikro dan perusahaan besar.

Selain itu, rendahnya nilai tambah bagi UKM menunjukkan potensi kelemahan dalam segmen usaha Indonesia. UKM, tulis tim riset, menghadapi tantangan produktivitas, daya saing, atau akses terbatas terhadap sumber daya.

Faktor penyebabnya beragam, bisa dari keterbatasan inovasi, akses pasar, hingga kesulitan dalam meningkatkan skala operasi.

Tim riset berpandangan, prioritas penting saat ini adalah menggali potensi penuh UMKM dan memastikan keberlanjutannya. Pemerintah memang menekankan inisiatif untuk mendorong UMKM dengan menyediakan berbagai sumber daya dan peluang pertumbuhan.

Kendati sudah ada upaya tersebut, tim riset melihat pertumbuhan UMKM masih cenderung lambat. Kendala-kendala mendasar seperti perolehan modal dan pembiayaan menyebabkan UMKM mengalami kesenjangan kemampuan.

Adapun kesenjangannya merujuk pada keterbatasan kemampuan internal perusahaan untuk merespons peluang pasar dengan efektif.

"Akibatnya, UMKM sering menghadapi kesulitan untuk menciptakan nilai tambah dan menghambat kemampuannya untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk meningkatkan skala operasi," tulis tim riset.

(Baca juga: Usaha Mikro Tetap Merajai UMKM, Berapa Jumlahnya?)

Data Populer
Lihat Semua