Buruknya polusi udara di sejumlah wilayah Indonesia belakangan menjadi sorotan masalah bagi masyarakat.
Hal ini senada dengan temuan hasil survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC) yang menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia menilai bahwa polusi udara menjadi masalah. Proporsinya mencapai 99%.
Sementara, hanya 0,8% responden yang mengatakan polusi udara bukan masalah. Kemudian, diikuti 0,2% responden yang mengatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Adapun salah satu masalah yang ditimbulkan oleh polusi udara yaitu penyakit saluran pernapasan. Belakangan, ramai warganet di media sosial yang melaporkan sejumlah anak di Jakarta dan wilyah sekitarnya mengalami pilek dan batuk berkepanjangan diduga terkait dengan buruknya polusi udara di Ibu Kota.
Menurut pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus dokter spesialis anak Darmawan B. Setyanto, polusi udara berupa partikel renik yang masuk ke dalam saluran pernapasan dapat merusak mekanisme pertahanan tubuh. Akibatnya, kuman yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan lebih mudah menyerang.
"Bukan polusi yang menyebabkan ISPA, tapi polusi udara itu memfasilitasi untuk terjadinya ISPA, pneumonia oleh kuman," kata Darmawan dilansir dari BBC Indonesia, Sabtu (19/8/2023).
Selain ISPA, polusi udara juga dapat membawa pengaruh buruk bagi kulit seperti penuaan dini (skin aging), dan pencetus kambuh bagi orang-orang yang memiliki bawaan eksim, eczema atau dermatitis atopik. Hal ini disampaikan oleh Ahli Dermatologi asal Universitas Airlangga (Unair), dr. Irmadita Citrashanty, dilansir dari Kompas.com, Selasa (23/8/2023).
Survei Kurious-KIC dilakukan terhadap 512 responden dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan proporsi 54,6% responden laki-laki dan 45,4% responden perempuan.
Lebih dari separuh responden berasal dari Pulau Jawa selain Jakarta (62,5%), diikuti responden dari Pulau Sumatra (14,6%) dan DKI Jakarta (14,2%). Sementara proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua berada di rentang 0,2%-3,3%.
Mayoritas responden berasal dari kelompok usia antara 25-34 tahun (34,8%), diikuti kelompok 35-44 tahun (29,9%) dan kelompok 45-54 tahun (18,4%).
Pengumpulan data dilakukan pada 21-22 Agustus 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI) dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekira 4,31% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Survei: Banyak Orang Merasa Udara Sekitarnya Tercemar Debu dan Asap Kendaraan)