Bank Mandiri dan entitas anak usahanya mencetak pendapatan bunga, syariah, dan premi bersih sebesar Rp48,25 triliun pada semester I 2023. Capaian ini meningkat sekitar 11,7% dibanding semester I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Naiknya pendapatan itu diiringi dengan kenaikan laba. Pada semester I 2023 Bank Mandiri membukukan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp25,2 triliun, meningkat sekitar 24,9% (yoy).
(Baca: Laba Bersih BCA Naik Lagi, Tembus Rp24 Triliun pada Semester I-2023)
"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem, baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam konferensi pers virtual, Senin (31/7/2023).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit secara konsolidasian dengan nilai total Rp1.272,07 triliun, tumbuh 11,8% (yoy).
Pertumbuhan itu terutama berasal dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9% (yoy) menjadi Rp 215,7 triliun, kemudian kredit SME (small medium enterprise) naik 11,7% (yoy) menjadi Rp72,3 triliun, dan kredit konsumen naik 11,3% (yoy) menjadi Rp106 triliun.
Di sisi lain, posisi rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank only Bank Mandiri turun ke level 1,53% per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibanding setahun lalu, ketika NPL-nya sempat mencapai 2,47% pada Juni 2022.
"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah," ujar Darmawan.
"Kami percaya ke depan, perseoran masih bisa tumbuh dan membukukan profitabilitas yang tinggi dengan strategi yang tepat dan dukungan seluruh pegawai Mandiri," lanjutnya.
(Baca: Laba Bersih BNI Meningkat Jadi Rp10,3 Triliun pada Semester I-2023)