Menurut laporan Kementerian Keuangan, realisasi pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada semester I-2023 mencapai Rp1.407,9 triliun.
Angka itu setara 57,2% dari total target pendapatan negara tahun 2023 yang sebesar Rp2.463 triliun.
Realisasi pendapatan negara tersebut naik 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun pendapatan negara pada semester I-2023 didominasi oleh pajak, meski pertumbuhannya agak melambat.
"Penerimaan pajak mencapai Rp970,2 triliun atau tumbuh 9,9% secara tahunan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (24/7/2023). Adapun realisasi itu setara 56,5% dari target penerimaan pajak tahun ini yang sebesar Rp1.718 triliun.
Sementara, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai justru menurun 18,8% (yoy) menjadi Rp135,4 triliun pada semester I-2023. Menurut Sri Mulyani, salah satu penyebabnya karena turunnya produksi hasil tembakau dari golongan I dan II seiring kenaikan tarif cukai rokok.
Alhasil, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai per semester I-2023 baru mencapai 44,7% dari target tahun ini yang sebesar Rp303,2 triliun.
Kemudian realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat tumbuh 5,5% (yoy) menjadi Rp302,1 triliun selama enam bulan pertama tahun ini. Realisasi tersebut mencapai 68,5% dari target 2023 yang sebesar Rp441,4 triliun.
Di sisi lain, realisasi belanja negara sebesar Rp1.255,7 triliun per semester I-2023, tumbuh tipis 0,9% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1.244,9 riliun.
Dengan realisasi pendapatan yang lebih besar ketimbang belanja negara, APBN Indonesia mencetak surplus sebesar Rp152,3 triliun pada semester I-2023. Surplus tersebut setara dengan 0,71% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Surplus APBN Indonesia Melonjak 66,9% pada Semester I 2023)