Film Barbie dan Oppenheimer merupakan dua film dengan genre berbeda yang tayang pada hari yang bersamaan. Antusiasme tinggi terhadap dua film ini bahkan memunculkan fenomena "Barbenheimer" di jagat media sosial.
Melansir dari The Numbers, film besutan sutradara Greta Gerwig, yaitu Barbie, tercatat mendulang pendapatan kotor box office domestik (Amerika Utara) lebih tinggi dibandingkan Oppenheimer.
Pada hari perdana penayangannya, film Barbie telah mengantongi pendapatan sebesar US$70,8 juta atau sekira Rp1,06 trilliun (asumsi Rp15.027 per US$).
Film live action Barbie yang dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling ini bercerita tentang kehidupan Barbie dan Ken di dunia artifisial bernama Barbie Land yang begitu sempurna.
Hingga suatu hari, Barbie yang merasa kehilangan jati dirinya pergi meninggalkan Barbie Land untuk berpetualang ke dunia nyata bersama Ken.
Sementara film biopik bertajuk Oppenheimer mendulangan pendapatan box office lebih rendah, yaitu sebesar US$33,08 juta atau sekira Rp497,9 miliar pada pembukaan hari pertama di lingkup domestik (Amerika Serikat).
Adapun film besutan sutradara Christopher Nolan tersebut memiliki durasi yang lebih lama, yaitu selama 3 jam yang bercerita tentang seorang ilmuwan pencipta bom atom.
Baik Barbie maupun Oppenheimer sama-sama mendapatkan review bagus dari kritikus film. Bahkan Oppenheimer tercatat mendapatkan skor 94% dari Rotten Tomatoes.
Lantas, mengapa Oppenheimer terkesan 'tidak laku' dibandingkan Barbie?
Melansir dari Collider, Oppenheimer mendapatkan jatah tayang di layar lebar lebih sedikit karena jam tayangnya lebih lama.
"Belum lagi, temanya yang lebih dewasa daripada Barbie, sehingga menjaring segmen penonton yang lebih spesifik. Ini sangat bisa dimaklumi," tulis kolumnis Collider Christopher McPherson, dilansir Collider pada Sabtu (22/7/2023).
(Baca juga: "Succession" Jadi Serial yang Merajai Nominasi Emmy Awards 2023)