Survei KIC: Mayoritas Warga RI Dukung Larangan Naik ke Candi Borobudur

Olahraga
1
Cindy Mutia Annur 16/06/2023 16:54 WIB
Sentimen Responden terhadap Penutupan Akses Naik ke Candi Borobudur (Maret 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Mayoritas masyarakat Indonesia mendukung kebijakan pemerintah yang melarang pengunjung menaiki bangunan Candi Borobudur.

Hal ini tercatat dalam laporan survei Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Persepsi terhadap Wisata Candi Borobudur.

Menurut laporan tersebut, mayoritas atau 87% responden memberikan sentimen positif terkait kebijakan penutupan akses naik ke Candi Borobudur.

Alasan utama sentimen positif tersebut karena responden ingin melestarikan kebudayaan/keaslian candi, menghindari kerusakan oleh perilaku buruk pengunjung, serta menjaga benda sejarah dan sumber pengetahuan.

Di sisi lain, ada 11% responden yang memberikan sentimen negatif, didominasi oleh alasan responden tak bisa melihat relief candi secara langsung, tak bisa eksplorasi candi secara menyeluruh, dan ada yang menilai harus pemerintah hanya memberlakukan pembatasan waktu dan jumlah pengunjung.

Sebelumnya, akses naik ke Candi Borobudur sempat ditutup total sejak pertengahan 2020, bersamaan dengan awal pandemi Covid-19. Ketika itu pengunjung hanya bisa masuk sampai pelataran atau halaman candi.

Kemudian, mulai Februari 2023 akses naik ke candi kembali dibuka dengan uji coba pembatasan jumlah pengunjung, dari yang semula 50.000-60.000 orang per hari menjadi hanya 1.200 orang per hari.

Adapun pembatasan akses ini dilakukan karena kondisi candi yang semakin rapuh, baik akibat pengikisan bangunan candi, perilaku wisatawan yang tidak bertanggung jawab, serta tantangan alam berupa perubahan iklim, erupsi, dan gempa bumi.

KIC melakukan survei ini secara online pada 21 Maret-18 April 2023. Sebanyak 1.648 responden berada di Pulau Jawa dan 543 responden di luar Jawa, dengan proporsi perempuan 56% dan laki-laki 44%.

Responden berasal dari kelompok usia 18-56 tahun. Sebagian besarnya berasal dari kelompok usia Gen Y (52%), diikuti kelompok gen Z (25%) dan gen X (23%).

Mayoritas responden berprofesi sebagai karyawan swasta (25%) dengan tingkat pendidikan tamat D4/S1 (41%). Sebanyak 38% responden termasuk dalam kelompok socio-economic status (SES) D-E, dengan pengeluaran kurang dari Rp2 juta per bulan.

Laporan lengkap mengenai survei ini dapat diakses dan diunduh di laman Publikasi Databoks.

(Baca: Apa Saja Alasan Candi Borobudur Perlu Dirawat dan Dijaga? Berikut Pendapat Warga RI)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua