Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama per 23 Maret 2023, ada 66.943 jemaah haji lansia yang bakal diberangkatkan pada tahun ini. Jumlah ini mencapai sekitar 30% dari total jemaah haji Indonesia pada 2023 yang sebanyak 221.000 orang.
Rinciannya, jemaah yang berasal dari uota prioritas lansia sebanyak 10.166 orang, sedangkan jemaah lansia yang masuk kuota sebanyak 56.777 orang.
Mayoritas jemaah haji lansia tersebut berasal dari kelompok usia di bawah 75 tahun. Tercatat, jemaah haji berusia 65-74 tahun jumlahnya mencapai 45.796 orang atau 68,4% dari total jemaah lansia tahun ini.
Kelompok usia terbanyak berikutnya adalah 75-84 tahun yaitu sebanyak 12.912 orang atau 19,3% dari total jemaah lansia.
Kemudian, kelompok usia 85-94 tahun terdapat sebanyak 7.680 orang atau setara 11,5% dari total jemaah lansia. Sementara, kelompok usia di atas 95 tahun hanya 555 orang atau 0,8% total jemaah lansia.
Pemberian prioritas kuota kepada jemaah haji lansia di atur menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Menurut aturan tersebut, jemaah haji lansia yang mendapatkan prioritas kuota berusia paling rendah 65 tahun.
Untuk menampung jemaah yang keberangkatannya tertunda di 2020, 2021, dan 2022, pembatasan usia yang diberlakukan Kerajaan Arab Saudi di tahun-tahun sebelumnya dihapus, Artinya, jemaah haji berusia di atas 65 tahun boleh berangkat tahun ini.
Hingga hari ke-15 pemberangkataan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi, tercatat sudah ada 21 orang jemaah yang meninggal dunia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, jumlah jemaah haji yang meninggal tersebut menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Sejumlah penyakit sudah teridentifikasi dari jemaah haji yang wafat tersebut antara lain adalah penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan penyakit paru paru.
Tahun lalu, jumlah jemaah haji yang wafat hingga hari terakhir operasional penyelenggaraan ibadah haji mencapai 89 orang.
"Mudah-mudahan tidak semakin meningkat dan akan kami upayakan dijaga semaksimal mungkin," kata Dante dikutip dari Katadata.co.id, Rabu (7/6/2023).
Para tenaga kesehatan pun disiagakan penuh karena cuaca di Arab Saudi mencapai sekitar 40 derajat celcius. Menurut Dante, suhu saat jemaah wukuf di Arafah diperkirakan mampu menyentuh 50 derajat celcius.
Adapun suhu di Madinah berkisar 28-40 derajat celcius dan di Mekah mencapai 30-41 derajat celcius. Dengan jumlah jemaah lansia yang meningkat, adanya penyakit bawaan jemaah haji, serta suhu yang ekstrim di Arab Saudi, "Maka risiko kesehatan terhadap jemaah juga akan meningkat," ujar Dante.
(Baca: Ada 89 Jemaah Haji Indonesia Meninggal pada 2022, Mayoritas Karena Penyakit Jantung dan Paru)